China dalam Posisi Tak Menguntungkan soal Pertikaiannya dengan Filipina

Selasa, 16 Juli 2024 - 08:11 WIB
loading...
A A A
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr telah menegaskan bahwa negaranya tidak akan menyerah kepada "kekuatan asing mana pun”, sementara Kepala Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Romeo Brawner telah memperingatkan bahwa pasukannya akan melawan jika diserang lagi di Laut China Selatan.



Jenderal Brawner juga telah meminta China untuk membayar ganti rugi sebesar USD1 juta kepada Filipina untuk dua kapal Angkatan Laut tersebut, dan mengembalikan tujuh senapan yang disita Coast Guard China. Militer Filipina juga dapat meminta China untuk membiayai operasi yang direncanakan pada tangan perwira Angkatan Laut yang kehilangan ibu jari kanannya.

China Melunak?


Tidak seperti retorika yang biasa digunakan untuk membenarkan perilaku sewenang-wenangnya terhadap negara-negara yang dianggap China lebih lemah dari dirinya sendiri, kali ini Beijing telah mendekati Manila untuk berunding.

Dalam kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri China Chen Xiaodong ke Manila, sebuah perjanjian ditandatangani antara kedua negara untuk meningkatkan komunikasi selama keadaan darurat di laut.

Kedua belah pihak sepakat melanjutkan pembicaraan tentang peningkatan hubungan antara Coast Guard mereka. Ada juga rencana membangun kepercayaan lain untuk mengadakan forum akademis di antara para ilmuwan dan akademisi guna meningkatkan kerja sama ilmiah kelautan.

Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Theresa Lazaro telah menjelaskan kepada Wakil Menteri Luar Negeri China: “Filipina akan gigih dalam melindungi kepentingannya dan menegakkan kedaulatan, hak kedaulatan, dan yurisdiksinya di Laut China Selatan.”

Dalam gerakan perdamaian lebih lanjut, China baru-baru ini mengungkapkan untuk kali pertama apa yang diklaimnya sebagai "perjanjian tidak tertulis" dengan Filipina mengenai akses ke kepulauan Laut China Selatan ketika mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang dikenal pro-China, telah mengunjungi Beijing.

Berdasarkan perjanjian ini, Filipina telah diizinkan untuk melakukan penangkapan ikan skala kecil di sekitar kepulauan di Laut China Selatan, menurut laporan Australian Broadcasting Corporation (ABC).

Para pakar dalam urusan Angkatan Laut mengomentari pernyataan China terkait perjanjian tidak tertulis dengan Filipina. Menurut mereka, hal ini menunjukkan bahwa Beijing tidak memiliki dokumen resmi untuk membuktikan posisinya di Second Thomas Shoal.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2057 seconds (0.1#10.140)