Bos Intelijen Tuding Ikhwanul Muslimin Ingin Ubah Prancis jadi Kekhalifahan

Kamis, 26 Desember 2024 - 16:24 WIB
loading...
Bos Intelijen Tuding...
Demonstran mengecam meningkatnya Islamophobia di Prancis. Foto/anadolu
A A A
PARIS - Gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) memperluas pengaruhnya di Prancis, bertindak di balik layar untuk menjadikan negara itu sebagai negara kekhalifahan yang diatur oleh hukum Syariah, menurut pejabat intelijen tertinggi negara itu.

Bertrand Chamoulaud, kepala Direktorat Nasional Intelijen Teritorial di Kementerian Dalam Negeri Prancis, menyampaikan pernyataan tersebut dalam wawancara dengan Le Monde pekan ini.

Dia mengatakan lebih dari 100.000 jemaah menghadiri masjid yang dikelola Ikhwanul Muslimin, yang menyebarkan ide-ide mereka melalui argumen dan dengan wacana yang "sangat halus" daripada menggunakan kekerasan.

Gerakan tersebut secara efektif menggunakan ketegangan sosial untuk secara bertahap menyusup ke beberapa perusahaan sosial dan organisasi masyarakat sipil, menurut Chamoulaud.

"Ini menjadi perhatian kami karena infiltrasi mereka memengaruhi semua sektor: olahraga, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain," tegas dia.

“Salah satu strategi mereka adalah memainkan peran sebagai korban,” ujar Chamoulaud, yang menjelaskan setiap kali masjid ditutup atau seorang imam diusir, kelompok itu mengecam apa yang disebut "negara Islamofobia".

“Risikonya adalah beberapa Muslim moderat mungkin yakin dengan wacana korban ini,” ungkap kepala intelijen itu.

Dia mengutip sebagai contoh organisasi nirlaba Collective against Islamophobia in France (CCIF), yang didirikan pada tahun 2003 dengan misi memerangi diskriminasi terhadap Muslim.

Dibubarkan pada tahun 2020, CCIF berulang kali dikritik karena menggunakan istilah Islamofobia, dan diduga memiliki hubungan dengan kelompok Islam.

Ide-ide CCIF, seperti kewajiban mengenakan jilbab atau penolakan terhadap kelompok ras campuran, kini secara bertahap mulai terbentuk di Belgia, klaim Chamoulaud.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0943 seconds (0.1#10.140)