10 Hambatan Solusi 2 Negara dalam Konflik Israel dan Palestina
loading...
A
A
A
Warga Palestina masih belum memiliki kewarganegaraan, dan sebagian besar hidup di bawah pendudukan Israel atau sebagai pengungsi di negara-negara tetangga. Beberapa di antaranya – kebanyakan keturunan Palestina yang tetap tinggal di Israel setelah pembentukannya – memiliki kewarganegaraan Israel.
Foto/Reuters
Solusi dua negara adalah landasan proses perdamaian yang didukung AS yang diwujudkan dalam Perjanjian Oslo tahun 1993, yang ditandatangani oleh Yasser Arafat dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.
Perjanjian tersebut membuat PLO mengakui hak Israel untuk hidup dan menolak kekerasan serta mengakui pembentukan Otoritas Palestina (PA), yang memiliki otonomi terbatas di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Palestina berharap ini akan menjadi langkah menuju negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Foto/Reuters
Melansir Reuters, prosesnya soludi dua negara dilanda penolakan dan kekerasan di kedua sisi.
Hamas, yang menentang proses tersebut, melakukan serangan bunuh diri yang menewaskan banyak orang.
Rabin dibunuh pada tahun 1995 oleh seorang ultra-nasionalis Israel yang menentang kebijakan perdamaiannya.
Pada tahun 2000, Presiden AS Bill Clinton membawa Arafat dan Perdana Menteri Israel Ehud Barak ke Camp David untuk mencapai kesepakatan, namun upaya tersebut gagal.
Foto/Reuters
Nasib Yerusalem, yang dianggap oleh Israel sebagai ibu kotanya yang “abadi dan tak terpisahkan”, merupakan kendala utama. Perundingan tersebut juga membahas mengenai perbatasan negara Palestina, serta nasib para pengungsi Palestina dan Yahudi yang menetap di wilayah yang direbut pada tahun 1967.
2. Hampir Terwujud dalam Perjanjian Oslo
Foto/Reuters
Solusi dua negara adalah landasan proses perdamaian yang didukung AS yang diwujudkan dalam Perjanjian Oslo tahun 1993, yang ditandatangani oleh Yasser Arafat dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.
Perjanjian tersebut membuat PLO mengakui hak Israel untuk hidup dan menolak kekerasan serta mengakui pembentukan Otoritas Palestina (PA), yang memiliki otonomi terbatas di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Palestina berharap ini akan menjadi langkah menuju negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
3. Ditentang Hamas
Foto/Reuters
Melansir Reuters, prosesnya soludi dua negara dilanda penolakan dan kekerasan di kedua sisi.
Hamas, yang menentang proses tersebut, melakukan serangan bunuh diri yang menewaskan banyak orang.
Rabin dibunuh pada tahun 1995 oleh seorang ultra-nasionalis Israel yang menentang kebijakan perdamaiannya.
Pada tahun 2000, Presiden AS Bill Clinton membawa Arafat dan Perdana Menteri Israel Ehud Barak ke Camp David untuk mencapai kesepakatan, namun upaya tersebut gagal.
4. Memperebutkan Yerusalem sebagai Ibu Kota
Foto/Reuters
Nasib Yerusalem, yang dianggap oleh Israel sebagai ibu kotanya yang “abadi dan tak terpisahkan”, merupakan kendala utama. Perundingan tersebut juga membahas mengenai perbatasan negara Palestina, serta nasib para pengungsi Palestina dan Yahudi yang menetap di wilayah yang direbut pada tahun 1967.