Gara-gara Gempur Gaza, Keselamatan Warga Israel di 80 Negara Semakin Terancam
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Keselamatan warga Israel di 80 negara semakin terancam akibat perang di Gaza, Palestina. Demikian daftar resmi yang diterbitkan oleh Dewan Keamanan Nasional (NSC) negara Yahudi tersebut.
“Sejak awal perang, kami telah mengidentifikasi peningkatan upaya Iran dan proksinya, termasuk faksi Hamas dan Jihad Global, untuk merugikan sasaran Israel dan Yahudi di seluruh dunia,” kata NSC dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Jerusalem Post, Selasa (5/12/2023).
“Pada saat yang sama, terdapat peningkatan yang konstan dan signifikan dalam hasutan, upaya serangan, dan manifestasi anti-Semitisme di banyak negara,” lanjut pernyataan NSC.
“Kami tidak bisa mengatakan jangan pergi, yang bisa kami katakan adalah warga Israel harus mempertimbangkan kemana mereka akan pergi,” imbuh seorang pejabat NSC.
Menurut pejabat tersebut, yang berbicara tanpa bersedia disebutkan namanya, ada potensi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, baik karena upaya teror atau meningkatnya anti-Semitisme dan mereka yang melakukan perjalanan harus memperhitungkan hal ini.
Lebih dari 80 persen peringatan ancaman baru mencerminkan lonjakan bahaya awal di negara-negara Level 1, yang “menyarankan tindakan pencegahan dasar, dan kemudian ke Level 2, di mana para pelancong harus mengambil “tindakan pencegahan yang ditingkatkan.”
Inggris dan Australia masuk dalam daftar 80 negara tersebut, begitu pula 17 negara di benua Eropa seperti Jerman, Prancis, Swedia, dan Belanda.
Negara-negara dengan ancaman yang lebih serius seperti Afrika Selatan, Eritrea, Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Turkmenistan dinaikkan ke tingkat ancaman 3, yang merekomendasikan pertimbangan perjalanan penting saja.
"Perjalanan ke negara-negara Timur Tengah serta negara-negara yang berbatasan dengan Iran dan beberapa negara Muslim di Asia harus ditunda," kata NSC.
“Sejak awal perang, kami telah mengidentifikasi peningkatan upaya Iran dan proksinya, termasuk faksi Hamas dan Jihad Global, untuk merugikan sasaran Israel dan Yahudi di seluruh dunia,” kata NSC dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Jerusalem Post, Selasa (5/12/2023).
“Pada saat yang sama, terdapat peningkatan yang konstan dan signifikan dalam hasutan, upaya serangan, dan manifestasi anti-Semitisme di banyak negara,” lanjut pernyataan NSC.
“Kami tidak bisa mengatakan jangan pergi, yang bisa kami katakan adalah warga Israel harus mempertimbangkan kemana mereka akan pergi,” imbuh seorang pejabat NSC.
Menurut pejabat tersebut, yang berbicara tanpa bersedia disebutkan namanya, ada potensi kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, baik karena upaya teror atau meningkatnya anti-Semitisme dan mereka yang melakukan perjalanan harus memperhitungkan hal ini.
Lebih dari 80 persen peringatan ancaman baru mencerminkan lonjakan bahaya awal di negara-negara Level 1, yang “menyarankan tindakan pencegahan dasar, dan kemudian ke Level 2, di mana para pelancong harus mengambil “tindakan pencegahan yang ditingkatkan.”
Inggris dan Australia masuk dalam daftar 80 negara tersebut, begitu pula 17 negara di benua Eropa seperti Jerman, Prancis, Swedia, dan Belanda.
Negara-negara dengan ancaman yang lebih serius seperti Afrika Selatan, Eritrea, Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Turkmenistan dinaikkan ke tingkat ancaman 3, yang merekomendasikan pertimbangan perjalanan penting saja.
"Perjalanan ke negara-negara Timur Tengah serta negara-negara yang berbatasan dengan Iran dan beberapa negara Muslim di Asia harus ditunda," kata NSC.