Netanyahu Minta Israel Bersiap Hadapi Perang yang Panjang dan Sulit
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan militer Israel telah melancarkan perang “tahap kedua” melawan militan Hamas di Jalur Gaza . Ia pun memperingatkan warga Israel untuk bersiap menghadapi perjuangan panjang di masa depan.
“Pada minggu-minggu awal perang, kami melancarkan serangan udara besar-besaran yang memberikan pukulan telak terhadap musuh. Kami melenyapkan banyak teroris,” kata PM Israel itu dalam pidatonya kepada bangsa Israel yang disiarkan televisi pada Sabtu malam waktu setempat.
Dalam tiga minggu serangan udara Israel, jumlah korban tewas di Gaza telah melebihi 8.000 orang. Kementerian Kesehatan di Gaza pada Minggu pagi mengatakan setengah dari mereka adalah anak-anak. Masih belum jelas berapa banyak korban yang merupakan pejuang Hamas sebenarnya.
“Namun, kita baru berada di awal perjalanan. Pertempuran di Jalur Gaza akan sulit dan panjang,” Netanyahu memperingatkan.
“Ini adalah Perang Kemerdekaan kita yang kedua. Ini adalah misi kita, tujuan hidup kita, dan bersama-sama kita akan menang,” ia menekankan seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (29/10/2023).
Perluasan operasi IDF terjadi hampir tiga minggu setelah militan Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap negara Yahudi tersebut, menghantam kota-kota Israel dengan roket dan menyerbu permukiman di dekat perbatasan Gaza.
Menurut pejabat Israel, sekitar 1.400 warga Israel telah terbunuh sejak perang dimulai, dan lebih dari 200 orang disandera.
“Tadi malam, pasukan darat tambahan memasuki Gaza, menandai dimulainya perang tahap kedua, yang tujuannya adalah menghancurkan kemampuan militer dan politik Hamas dan mengembalikan warga kami yang diculik,” ujar Netanyahu.
Pesawat-pesawat tempur Israel menggempur Gaza dengan serangan udara sepanjang Jumat dan Sabtu malam, ketika pasukan darat dan kendaraan lapis baja diluncurkan dalam serangan signifikan ke wilayah kantong Palestina.
Namun tidak jelas apakah operasi darat yang “diperluas” ini akan diikuti oleh invasi yang lebih besar. Ada kekhawatiran bahwa invasi besar-besaran dapat mengakibatkan banyak korban di Israel dan memicu eskalasi dengan pemain regional lainnya, seperti gerakan Hizbullah di Lebanon.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya telah beralih ke fase baru dalam perang, dan mengatakan bahwa operasi darat di Gaza akan terus berlanjut sampai perintah baru diberikan.
“Pada minggu-minggu awal perang, kami melancarkan serangan udara besar-besaran yang memberikan pukulan telak terhadap musuh. Kami melenyapkan banyak teroris,” kata PM Israel itu dalam pidatonya kepada bangsa Israel yang disiarkan televisi pada Sabtu malam waktu setempat.
Dalam tiga minggu serangan udara Israel, jumlah korban tewas di Gaza telah melebihi 8.000 orang. Kementerian Kesehatan di Gaza pada Minggu pagi mengatakan setengah dari mereka adalah anak-anak. Masih belum jelas berapa banyak korban yang merupakan pejuang Hamas sebenarnya.
“Namun, kita baru berada di awal perjalanan. Pertempuran di Jalur Gaza akan sulit dan panjang,” Netanyahu memperingatkan.
“Ini adalah Perang Kemerdekaan kita yang kedua. Ini adalah misi kita, tujuan hidup kita, dan bersama-sama kita akan menang,” ia menekankan seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (29/10/2023).
Perluasan operasi IDF terjadi hampir tiga minggu setelah militan Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap negara Yahudi tersebut, menghantam kota-kota Israel dengan roket dan menyerbu permukiman di dekat perbatasan Gaza.
Menurut pejabat Israel, sekitar 1.400 warga Israel telah terbunuh sejak perang dimulai, dan lebih dari 200 orang disandera.
“Tadi malam, pasukan darat tambahan memasuki Gaza, menandai dimulainya perang tahap kedua, yang tujuannya adalah menghancurkan kemampuan militer dan politik Hamas dan mengembalikan warga kami yang diculik,” ujar Netanyahu.
Pesawat-pesawat tempur Israel menggempur Gaza dengan serangan udara sepanjang Jumat dan Sabtu malam, ketika pasukan darat dan kendaraan lapis baja diluncurkan dalam serangan signifikan ke wilayah kantong Palestina.
Namun tidak jelas apakah operasi darat yang “diperluas” ini akan diikuti oleh invasi yang lebih besar. Ada kekhawatiran bahwa invasi besar-besaran dapat mengakibatkan banyak korban di Israel dan memicu eskalasi dengan pemain regional lainnya, seperti gerakan Hizbullah di Lebanon.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya telah beralih ke fase baru dalam perang, dan mengatakan bahwa operasi darat di Gaza akan terus berlanjut sampai perintah baru diberikan.
(ian)