Gaza Dilanda Pemadaman Informasi Total, Israel Perluas Serangan Sangat Kejam
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Layanan internet dan telepon seluler berhenti berfungsi di Gaza sejak Jumat malam (27/10/2023), setelah Israel “memperluas” operasi militernya melawan Hamas di daerah kantong Palestina.
Penyedia telekomunikasi terbesar di Gaza, Paltel, telah mengumumkan “putusnya seluruh layanan komunikasi dan Internet” karena meningkatnya serangan Israel.
“Pemboman hebat dalam satu jam terakhir menyebabkan hancurnya seluruh rute internasional yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar,” ungkap perusahaan itu.
Netblocks, perusahaan yang melacak konektivitas internet secara global, mengkonfirmasi pemadaman informasi tersebut, dan menyebutnya sebagai, “Gangguan terbesar terhadap konektivitas internet di Gaza sejak awal konflik dan akan dianggap banyak orang sebagai pemadaman internet total atau hampir total.”
Outlet media internasional, termasuk RT, sebagian kehilangan kontak dengan kru dan stringer mereka di lapangan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan kepada organisasi berita bahwa Israel “tidak dapat menjamin keselamatan karyawan Anda, dan sangat mendesak Anda untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan demi keselamatan mereka,” menurut surat yang dikirim ke Reuters dan AFP.
Ketua RT Arab, Maya Manna, mengatakan tidak ada kontak dengan koresponden dan fotografer yang beroperasi di daerah kantong Palestina hingga Jumat malam.
Satu-satunya pesan datang dari seorang anggota RT di daerah tersebut, yang menggambarkan, “Pengeboman yang sangat kejam.”
“Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan terhadap anak-anak dan keluarga saya. Semua orang takut, semua orang ketakutan, dan ada teriakan di mana-mana di Jalur Gaza,” ujar Masoud Abu Jarash, reporter lokal, mengatakan kepada RT.
Penyedia telekomunikasi terbesar di Gaza, Paltel, telah mengumumkan “putusnya seluruh layanan komunikasi dan Internet” karena meningkatnya serangan Israel.
“Pemboman hebat dalam satu jam terakhir menyebabkan hancurnya seluruh rute internasional yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar,” ungkap perusahaan itu.
Netblocks, perusahaan yang melacak konektivitas internet secara global, mengkonfirmasi pemadaman informasi tersebut, dan menyebutnya sebagai, “Gangguan terbesar terhadap konektivitas internet di Gaza sejak awal konflik dan akan dianggap banyak orang sebagai pemadaman internet total atau hampir total.”
Outlet media internasional, termasuk RT, sebagian kehilangan kontak dengan kru dan stringer mereka di lapangan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan kepada organisasi berita bahwa Israel “tidak dapat menjamin keselamatan karyawan Anda, dan sangat mendesak Anda untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan demi keselamatan mereka,” menurut surat yang dikirim ke Reuters dan AFP.
Ketua RT Arab, Maya Manna, mengatakan tidak ada kontak dengan koresponden dan fotografer yang beroperasi di daerah kantong Palestina hingga Jumat malam.
Satu-satunya pesan datang dari seorang anggota RT di daerah tersebut, yang menggambarkan, “Pengeboman yang sangat kejam.”
“Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan terhadap anak-anak dan keluarga saya. Semua orang takut, semua orang ketakutan, dan ada teriakan di mana-mana di Jalur Gaza,” ujar Masoud Abu Jarash, reporter lokal, mengatakan kepada RT.