Dihujani Roket-roket Gaza, Kota Israel Ini Jadi Kota Hantu
loading...
A
A
A
Pada tahun 1948, 10.000 warga Palestina di Ashkelon diusir, sebagian besar ke Gaza.
Sejak serangan Palestina tanggal 7 Oktober terhadap komunitas Israel di dekat Jalur Gaza, yang menewaskan sekitar 1.400 warga Israel, Ashkelon telah dilanda sejumlah besar roket dan rudal yang ditembakkan dari daerah kantong tersebut.
Lebih dari 1.000 roket telah ditembakkan ke kota tersebut, dengan 340 lokasi jatuh dan 180 serangan langsung.
Jumlah ini merupakan seperempat dari seluruh roket Palestina yang ditembakkan ke wilayah Israel, dengan lebih dari 200 roket dikirim ke Ashkelon saja selama satu jam pada tanggal 14 Oktober.
Sementara itu di Gaza, pemboman Israel yang tiada henti telah menewaskan lebih dari 7.300 warga Palestina, dengan listrik, komunikasi, makanan serta air telah terputus di wilayah pesisir tersebut.
Di lingkungan tertua di Ashkelon, 40.000 penduduk tidak memiliki tempat berlindung di rumah. Para lansia dan keluarga dengan anak kecil tidak dapat mencapai tempat perlindungan dalam waktu 10 detik setelah diberikan alarm sebelum roket menyerang.
Kini, para pemilik bisnis penting yang masih tersisa di kota tersebut menggambarkannya sebagai kota hantu.
"Tidak ada orang di jalanan. Beberapa toko masih buka hingga sore hari dan orang-orang mengurung diri di rumah," kata Eli Gutman, pemilik restoran di tepi pantai.
Kerusakan harta benda terlihat dimana-mana, rumah dan mobil hancur, apalagi jenazah korban jiwa.
Namun Ashkelon tidak dihitung sebagai salah satu komunitas yang terkena dampak pertempuran dan berhak mendapatkan kompensasi dari pemerintah. Penduduknya juga tidak dievakuasi hingga hari Rabu, sehingga menimbulkan kemarahan dan frustrasi dari warga dan Wali Kota Tomer Glam.
Sehari sebelum evakuasi, Ashkelon tampak seperti sudah dikosongkan.
Sejak serangan Palestina tanggal 7 Oktober terhadap komunitas Israel di dekat Jalur Gaza, yang menewaskan sekitar 1.400 warga Israel, Ashkelon telah dilanda sejumlah besar roket dan rudal yang ditembakkan dari daerah kantong tersebut.
Lebih dari 1.000 roket telah ditembakkan ke kota tersebut, dengan 340 lokasi jatuh dan 180 serangan langsung.
Jumlah ini merupakan seperempat dari seluruh roket Palestina yang ditembakkan ke wilayah Israel, dengan lebih dari 200 roket dikirim ke Ashkelon saja selama satu jam pada tanggal 14 Oktober.
Sementara itu di Gaza, pemboman Israel yang tiada henti telah menewaskan lebih dari 7.300 warga Palestina, dengan listrik, komunikasi, makanan serta air telah terputus di wilayah pesisir tersebut.
Kerusakan Ada di Mana-mana, Tidak Ada Orang di Mana Pun
Di lingkungan tertua di Ashkelon, 40.000 penduduk tidak memiliki tempat berlindung di rumah. Para lansia dan keluarga dengan anak kecil tidak dapat mencapai tempat perlindungan dalam waktu 10 detik setelah diberikan alarm sebelum roket menyerang.
Kini, para pemilik bisnis penting yang masih tersisa di kota tersebut menggambarkannya sebagai kota hantu.
"Tidak ada orang di jalanan. Beberapa toko masih buka hingga sore hari dan orang-orang mengurung diri di rumah," kata Eli Gutman, pemilik restoran di tepi pantai.
Kerusakan harta benda terlihat dimana-mana, rumah dan mobil hancur, apalagi jenazah korban jiwa.
Namun Ashkelon tidak dihitung sebagai salah satu komunitas yang terkena dampak pertempuran dan berhak mendapatkan kompensasi dari pemerintah. Penduduknya juga tidak dievakuasi hingga hari Rabu, sehingga menimbulkan kemarahan dan frustrasi dari warga dan Wali Kota Tomer Glam.
Sehari sebelum evakuasi, Ashkelon tampak seperti sudah dikosongkan.