Perubahan Iklim Cairkan Gletser Bhutan, 'Tsunami di Langit' Bisa Kapan Saja

Senin, 03 Agustus 2020 - 11:53 WIB
loading...
A A A
Jika Thorthormi pecah, ada ramalan mengerikan tentang kerusakan yang terjadi pada lembah-lembah kecil tapi subur di hilir, yang diandalkan oleh Bhutan—70 persen dari populasi negara itu bergantung pada pertanian subsisten.

Daerah berhutan bisa musnah dan bangunan keagamaan yang signifikan seperti Punakha Dzong bisa menghadapi kehancuran.

Mungkin yang lebih penting lagi adalah risiko bagi sektor pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Bhutan, yang menjadi andalan perekonomian nasional sebagai penggerak pendapatan utama melalui ekspor ke negara tetangga India.

Energi bersih juga merupakan salah satu cara Bhutan mengimbangi emisi regional. GLOF yang kuat dapat mendatangkan malapetaka pada infrastruktur pembangkit listrik yang kritis.

“Pendapatan terbesar kami berasal dari PLTA hingga hari ini dan PLTA yang kami miliki sangat bergantung pada iklim. Kami telah menyadarinya dan kami sedikit khawatir tentang itu," kata perdana menteri.

Dua proyek terbesar dan paling penting sedang dibangun pada sistem yang sama, di hilir Danau Thorthormi—1.200 megawatt Punatsangchu-I dan 1020 megawatt Punatsangchu-II.

Keduanya run-of-river, artinya mereka mengandalkan aliran alami untuk menghasilkan listrik. Dengan proyeksi bahwa aliran sungai di Bhutan mungkin sangat terganggu pada tahun 2050 karena perubahan pola hujan, pendekatan ini mungkin perlu diubah.

Proyek PLTA yang paling ambisius dalam sejarah Bhutan—lebih dari dua kali lebih besar dari yang lain—akan berbeda.

Bendungan Sankosh akan dibangun sebagai reservoir skala besar, lebih ramah lingkungan, tetapi lebih tahan terhadap perubahan iklim. Ini adalah konsesi yang sulit dibuat di negara yang memiliki penyaringan penuh semangat dari semua proyek infrastrukturnya melalui Komisi Kebahagiaan Nasional Bruto.

Meskipun ada tiga ancaman—dari GLOFS, gempa bumi dan keandalan sungai—pemerintah ingin terus maju.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1119 seconds (0.1#10.140)