Conference of ISRA 2024: Upaya Adaptif Atasi Perubahan Iklim Global

Jum'at, 28 Juni 2024 - 22:41 WIB
loading...
Conference of ISRA 2024:...
Conference of ISRA 2024 menjadi wadah gagasan-gagasan baru dalam menghadapi dampak perubahan iklim global. Foto/Conference of ISRA 2024
A A A
SOLO - Conference of Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2024 bertajuk "Confronting Climate Change: Survive to Revive" telah digelar di Grand Mercure Hotel Solo Baru, Kamis (27/6/2024).

Conference of ISRA 2024 merupakan wadah bagi akademisi, praktisi, serta khalayak umum dalam diseminasi pengetahuan, utamanya yang berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan.

Berfokus pada isu perubahan iklim, gelaran Conference of ISRA 2024 diharapkan mampu menghasilkan gagasan-gagasan baru, serta kolaborasi inklusif dalam menghadapi dampak perubahan iklim global.



Konferensi diawali dengan paparan pengantar terkait tema utama yang diusung, yakni "Confronting Climate Change: Survive to Revive" oleh keynote speaker Conference of ISRA 2024, Prof Dr Pramaditya Wicaksono, Guru Besar bidang Penginderaan Jauh Biodiversitas Pesisir Fakultas Geografi UGM.

Pramaditya, dalam sambutan pengantar, menyoroti kebermanfaatan padang lamun dalam penanggulangan perubahan iklim. Padang lamun 35 kali lebih efisien menyerap karbon dibandingkan hutan tropis.

Menurutnya, walaupun padang lamun tidak begitu karismatik seperti mangrove dan terumbu karang, tetapi nilai ekonominya lebih tinggi.

“Indonesia menjadi pusat biodiversitas padang lamun bagi dunia. Sehingga jika benar-benar diniatkan, Indonesia akan berperan lebih dalam mengurangi emisi tingkat dunia berbasis ekosistem melalui padang lamun,” kata Pramaditya.

Tak berbeda jauh dengan gelaran Conference of ISRA tahun sebelumnya, konferensi kali ini membuka penerimaan paper ilmiah dengan tiga topik penelitian bagi para pesertanya.

Tiga topik penelitian tersebut adalah Praktik Pengembangan Masyarakat untuk Menghadapi Perubahan Iklim (Community Development Practices to Face Climate Change), Inovasi Berkelanjutan untuk Menghadapi Perubahan Iklim (Sustainable Innovation to Confront Climate Change), dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan untuk Merespons Dampak Perubahan Iklim (Sustainable Environmental Management to Respond to the Impacts of Climate Change).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1322 seconds (0.1#10.140)