Iran Sesumbar Kemampuan Drone Hibrida, Ancam Siapa Pun Penyerang

Selasa, 26 September 2023 - 02:02 WIB
loading...
A A A
Peluang membentuk pakta keamanan regional meningkat secara dramatis pada musim semi ini setelah Iran dan Arab Saudi secara mengejutkan menandatangani perjanjian normalisasi hubungan yang dimediasi oleh China.

Washington, yang merupakan mitra lama Riyadh di wilayah tersebut, terpaksa dengan enggan menerima membaiknya hubungan antara musuh-musuh tradisional Teluk tersebut.

As menyatakan skeptisisme atas kemampuan perjanjian tersebut untuk bertahan lama, dan menjatuhkan sanksi baru terhadap Republik Islam.

Secara terpisah, pada upacara militer di luar Qom, Iran tengah pada Senin (25/9/2023), Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mohammad Baqeri memperingatkan musuh-musuh potensial Iran bahwa militer negara itu berada dalam siaga tinggi untuk segera merespons setiap agresi.

“Angkatan Bersenjata Iran telah membentuk badan terpadu untuk membangun keamanan di negara ini,” tegas Baqeri.

Dia menekankan, “Kesiapan adalah konsep yang familiar bagi personel bersenjata kami. Artinya, setiap saat kita mengarahkan tangan kita ke pelatuk dan mata kita tertuju pada layar radar, bersama dengan peralatan pengawasan dan intelijen sehingga tidak ada konspirasi yang diorganisir melawan negara dan musuh tidak ingin melancarkan agresi dan melemahkan keamanan kita.”

Juga berbicara pada acara tersebut, Komandan Angkatan Darat Iran Kioumars Heidari memperingatkan, “Jika musuh mengambil tindakan yang salah dan melakukan tindakan bodoh atau nakal terhadap Iran, mereka akan menerima tanggapan tegas dari angkatan darat Angkatan Darat.”

“Jika musuh menyerang Iran dari udara, mereka tidak akan punya tempat untuk duduk di darat, dan jika mereka menyerang Iran dari darat, kami akan memusnahkan mereka dalam hitungan detik atas izin Tuhan,” papar Heidari.

Iran meluncurkan drone jarak jauh baru pekan lalu di parade militer yang didedikasikan untuk Perang Iran-Irak tahun 1980-1988, dengan UAV, bernama Mohajer-10, mampu terbang hingga 2.000 km dengan muatan senjata hingga 300 kg, mampu bertahan di udara hingga 24 jam sekaligus.

Ketegangan regional antara Iran dan AS berkobar dalam beberapa bulan terakhir di tengah keputusan Washington untuk secara signifikan meningkatkan kehadiran angkatan laut, udara, dan pasukannya di Teluk Persia menyusul tindakan keras Iran terhadap penyelundupan minyak dan pelanggar navigasi maritim.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1038 seconds (0.1#10.140)