Politisi Ekuador Ditembak Mati, Seminggu Setelah Pembunuhan Capres

Selasa, 15 Agustus 2023 - 17:40 WIB
loading...
Politisi Ekuador Ditembak Mati, Seminggu Setelah Pembunuhan Capres
Seorang pemimpin politik Ekuador ditembak mati, kurang dari seminggu setelah seorang capres di negara itu dibunuh dengan cara yang sama. Foto/Ilustrasi
A A A
GUAYAQUIL - Kekerasan yang mengguncang Ekuador dan belum pernah terjadi sebelumnya kembali merenggut nyawa seorang pemimpin politik pada Senin waktu setempat. Ini menjadikan jumlah pembunuhan terkait politik dalam empat minggu terakhir menjadi tiga, termasuk seorang calon presiden.

Penembakan fatal terhadap Pedro Briones, seorang pemimpin lokal Revolucion Ciudadana, partai mantan Presiden Rafael Correa, dikonfirmasi oleh Luisa Gonzalez, calon terdepan dalam pemilihan presiden khusus hari Minggu dan anggota dari partai yang sama.

Penembakan itu terjadi di provinsi utara Esmeraldas. Bagaimana insiden itu terjadi tidak segera tersedia.

"Ekuador sedang mengalami era paling berdarah," cuit Gonzalez. “Pelukan tulus untuk keluarga rekan kerja Pedro Briones, yang jatuh di tangan kekerasan,” sambungnya seperti dikutip dari The Associated Press, Selasa (15/8/2023).

Pembunuhan Briones, seorang pemimpin politik di daerah pedesaan San Mateo de Esmeraldas, terjadi kurang dari seminggu setelah negara Amerika Selatan itu diguncang oleh pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio di siang hari bolong.

Villavicencio dikenal sebagai sosok yang memiliki sikap keras terhadap kejahatan terorganisir dan korupsi. Villavicencio terbunuh pada akhir rapat umum politik di Quito, Ibu Kota, meskipun memiliki pengamanan yang mencakup polisi dan pengawal.

Pembunuhan mereka terjadi setelah penembakan fatal 26 Juli terhadap Wali Kota Manta, kota terbesar ketiga di Ekuador. Agustin Intriago (38), baru saja terpilih kembali untuk masa jabatan yang dimulai pada bulan Mei.



Ribuan orang telah terbunuh selama tiga tahun terakhir di Ekuador karena negara itu telah berubah menjadi pusat utama perdagangan narkoba dan geng-geng lokal yang dibantu kartel berjuang untuk menguasai jalan-jalan, penjara dan rute narkoba. Kejahatan dan kekerasan telah mendominasi diskusi seputar pemilihan di Ekuador pada hari Minggu.

Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Gonzalez mengatakan dia mengubah detail keamanannya setelah pembunuhan Villavicencio tetapi terus menolak untuk mengenakan rompi antipeluru, dengan alasan bahwa dia adalah seorang wanita Kristen.

“Saya memiliki keyakinan kepada Tuhan; dialah yang menjaga kita,” katanya.

Jika dia menjadi presiden, dia mengatakan dia berencana untuk mengambil sikap keras terhadap kejahatan, membersihkan pasukan polisi, meningkatkan kontrol di sepanjang perbatasan negara, dan berinvestasi dalam peralatan untuk penegakan hukum.

Gonzalez mengkritik pemerintahan Presiden Guillermo Lasso karena kurangnya kontrol di dalam fasilitas penahanan, yang menurutnya tahanan dan kejahatan terorganisir telah berubah menjadi pusat produktif dan rekreasi mereka.

Setidaknya 400 narapidana tewas sejak 2021 dalam berbagai kerusuhan.

Pada hari Sabtu, pihak berwenang memindahkan pemimpin salah satu geng paling kuat di negara itu, Los Choneros, ke penjara dengan keamanan maksimum. Villavicencio menuduh kelompok itu dan pemimpinnya, Adolfo Macias, alias "Fito", yang dia kaitkan dengan kartel Sinaloa Meksiko, mengancam dirinya dan tim kampanyenya beberapa hari sebelum pembunuhan.



Bos geng itu dipindahkan dari penjara dengan keamanan lebih ringan ke penjara dengan keamanan maksimum di kompleks fasilitas penahanan yang sama di kota pelabuhan Guayaquil. Pemindahan terjadi setelah sekitar 4.000 tentara dan petugas polisi menggerebek penjara tempat Macias ditahan dan menyita senjata, amunisi, serta bahan peledak.

Sebagai tanggapan, narapidana penjara pada hari Senin memprotes dan memasang tanda menuntut Macias dipindahkan kembali.

“We want peace return Fito,” bunyi salah satu tanda protes yang terlihat dari jalan di luar kompleks, yang dijaga puluhan polisi dan anggota angkatan bersenjata setelah pendukung Macias tiba dengan sepeda motor untuk memprotes pemindahannya.

Pihak berwenang belum mengungkapkan motif pembunuhan Villavicencio. Seorang hakim Ekuador pada hari Jumat memerintahkan penahanan preventif untuk enam pria Kolombia yang digambarkan oleh pihak berwenang sebagai tersangka dalam pembunuhan itu. FBI juga turut membantu penyelidikan pembunuhan itu.

Pihak berwenang tidak segera merilis rincian pembunuhan Briones.

Kepolisian Nasional negara itu menghitung 3.568 kematian akibat kekerasan dalam enam bulan pertama tahun ini, jauh lebih banyak dari 2.042 yang dilaporkan selama periode yang sama pada tahun 2022. Tahun itu berakhir dengan 4.600 kematian karena kekerasan, tertinggi di negara itu dalam sejarah dan dua kali lipat totalnya pada tahun 2021.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1888 seconds (0.1#10.140)