5 Fakta Kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio yang Ditembak Mati
loading...
A
A
A
QUITO - Kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio, ditembak mati saat kampanye. Dia politikus anti-korupsi dan jurnalis investigasi yang tak kenal lelah.
Pembunuhan Villavicencio mengejutkan negara Amerika Selatan itu, di mana meningkatnya kekerasan terkait narkoba menjadi perhatian utama para pemilih, menyebabkan beberapa saingannya menunda kampanye.
Seorang tersangka dalam kejahatan tersebut kemudian meninggal karena luka yang dideritanya dalam baku tembak dan enam lainnya sejauh ini telah ditangkap.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengatakan, kejahatan tersebut jelas merupakan upaya untuk menyabotase pemilu, tetapi pemungutan suara akan berjalan sesuai rencana pada 20 Agustus, meskipun di tengah keadaan darurat nasional dengan militer dikerahkan untuk menjamin keamanan.
Partai Villavicencio, Movimiento Construye, pada hari Kamis menolak apa yang dikatakannya sebagai "penggunaan politik" atas kematiannya dan menyerukan penyelidikan cepat.
Deklarasi ini, pekerjaan sebelumnya, dan janji politik masa depan membuatnya menjadi banyak musuh yang kuat. Villavicencio sebelumnya mengatakan telah menerima ancaman pembunuhan dari kelompok kriminal.
Kampanye Villavicencio menjanjikan tindakan keras terhadap kejahatan dan korupsi di tengah eskalasi kekerasan mematikan yang melanda Ekuador dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, ia telah lama dikenal karena upaya antikorupsinya.
Kemudian, dia akan mengungkap skandal korupsi di industri minyak Ekuador yang sedang booming, dan juga mendorong penyelidikan atas insiden di mana tentara menewaskan sedikitnya lima orang saat membebaskan Presiden Rafael Correa dari situasi penyanderaan pada tahun 2010.
Pembunuhan Villavicencio mengejutkan negara Amerika Selatan itu, di mana meningkatnya kekerasan terkait narkoba menjadi perhatian utama para pemilih, menyebabkan beberapa saingannya menunda kampanye.
Seorang tersangka dalam kejahatan tersebut kemudian meninggal karena luka yang dideritanya dalam baku tembak dan enam lainnya sejauh ini telah ditangkap.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengatakan, kejahatan tersebut jelas merupakan upaya untuk menyabotase pemilu, tetapi pemungutan suara akan berjalan sesuai rencana pada 20 Agustus, meskipun di tengah keadaan darurat nasional dengan militer dikerahkan untuk menjamin keamanan.
Partai Villavicencio, Movimiento Construye, pada hari Kamis menolak apa yang dikatakannya sebagai "penggunaan politik" atas kematiannya dan menyerukan penyelidikan cepat.
Berikut adalah 5 fakta kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio yang ditembak mati.
1. Melawan Mafia Politik
Seorang anggota parlemen berusia 59 tahun di Majelis Nasional, dia blak-blakan tentang korupsi dan kekerasan yang disebabkan oleh perdagangan narkoba di negara itu, mengatakan kepada CNN En Español pada bulan Mei bahwa Ekuador telah menjadi “negara narco” saat dia mengusulkan untuk memimpin sebuah melawan apa yang disebutnya sebagai “mafia politik”.Deklarasi ini, pekerjaan sebelumnya, dan janji politik masa depan membuatnya menjadi banyak musuh yang kuat. Villavicencio sebelumnya mengatakan telah menerima ancaman pembunuhan dari kelompok kriminal.
Kampanye Villavicencio menjanjikan tindakan keras terhadap kejahatan dan korupsi di tengah eskalasi kekerasan mematikan yang melanda Ekuador dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, ia telah lama dikenal karena upaya antikorupsinya.
2. Sejak Muda Sudah Berjuang Melawan Korupsi
Di usianya yang baru 18 tahun, dia memulai sebuah surat kabar bernama Prensa Obrera (Pers Pekerja), dan dia bekerja untuk perusahaan minyak negara EP Petroecuador.Kemudian, dia akan mengungkap skandal korupsi di industri minyak Ekuador yang sedang booming, dan juga mendorong penyelidikan atas insiden di mana tentara menewaskan sedikitnya lima orang saat membebaskan Presiden Rafael Correa dari situasi penyanderaan pada tahun 2010.