Pemimpin Kudeta Niger Deklarasikan Dirinya sebagai Presiden
loading...
A
A
A
NIAMEY - Kepala pengawal kepresidenan Niger, Jenderal Abdourahamane Tiani, yang mendalangi kudeta Presiden Mohamed Bazoum pekan ini, telah menyatakan dirinya sebagai pemimpin nasional yang baru.
Abdourahamane, juga dikenal sebagai Omar Tchiani, muncul di saluran TV negara Tele Sahel pada Jumat (28/7/2023), menyebut dirinya presiden dewan militer yang baru dibentuk, Dewan Nasional untuk Menjaga Tanah Air.
Dia mengklaim kudeta hari Rabu adalah untuk melindungi keamanan nasional.
Presiden Bazoum ditahan pada Rabu pagi oleh anggota pengamanannya. Pejabat tinggi militer kemudian mengumumkan dia telah dicopot dari kekuasaan dan semua lembaga negara ditangguhkan.
Bazoum dianggap sebagai sekutu Barat dalam mengatasi pemberontakan militan di wilayah Sahel, dengan pasukan dari Prancis dan Amerika Serikat (AS) berbasis di sana.
Kerusuhan telah memicu kecaman internasional, dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron bergabung dengan blok regional Afrika Barat (ECOWAS) dalam menuntut agar para pemimpin kudeta membebaskan Bazoum.
Macron menggambarkan Bazoum sebagai “pemimpin pemberani yang melakukan reformasi dan investasi yang dibutuhkan negaranya.”
Dia menambahkan, Paris akan mendukung kekuatan regional dalam menjatuhkan sanksi pada komplotan kudeta.
Tchiani, yang memimpin pengawalan presiden sejak 2011, membenarkan tindakannya pada Kamis sebagai reaksi atas "situasi keamanan yang memburuk."
Abdourahamane, juga dikenal sebagai Omar Tchiani, muncul di saluran TV negara Tele Sahel pada Jumat (28/7/2023), menyebut dirinya presiden dewan militer yang baru dibentuk, Dewan Nasional untuk Menjaga Tanah Air.
Dia mengklaim kudeta hari Rabu adalah untuk melindungi keamanan nasional.
Presiden Bazoum ditahan pada Rabu pagi oleh anggota pengamanannya. Pejabat tinggi militer kemudian mengumumkan dia telah dicopot dari kekuasaan dan semua lembaga negara ditangguhkan.
Bazoum dianggap sebagai sekutu Barat dalam mengatasi pemberontakan militan di wilayah Sahel, dengan pasukan dari Prancis dan Amerika Serikat (AS) berbasis di sana.
Kerusuhan telah memicu kecaman internasional, dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron bergabung dengan blok regional Afrika Barat (ECOWAS) dalam menuntut agar para pemimpin kudeta membebaskan Bazoum.
Macron menggambarkan Bazoum sebagai “pemimpin pemberani yang melakukan reformasi dan investasi yang dibutuhkan negaranya.”
Dia menambahkan, Paris akan mendukung kekuatan regional dalam menjatuhkan sanksi pada komplotan kudeta.
Tchiani, yang memimpin pengawalan presiden sejak 2011, membenarkan tindakannya pada Kamis sebagai reaksi atas "situasi keamanan yang memburuk."