Virus Corona Terdeteksi Ada di Udara
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi penanda genetik dari virus Corona di udara dalam diameter yang lebih kecil dari satu per sepuluh ribiu inci. Temuan ini menambah bukti bahwa virus Corona baru dapat menyebar melalui udara.
Temuan itu sebelumnya telah diperlihatkan dalam percobaan laboratorium, tetapi sekarang pada ilmuwan China yang mempelajari kondisi dunia nyata melaporkan bahwa mereka menemukan droplets yang mengandung penanda genetik virus dari udara di dua rumah sakit di Wuhan, China, di mana wabah dimulai.
Temuan mereka tersebut kemudian dipublikasikan di jurnal Nature pada awal pekan ini.
Masih belum diketahui apakah virus dalam sampel yang mereka kumpulkan menular atau tidak. Tetapi droplets yang dikeluarkan dari bernapas dan berbicara, dapat tetap tinggi menular dan dihirup oleh orang lain.
"Mereka akan tinggal di udara mengapung setidaknya selama dua jam," kata Linsey Marr, seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech yang tidak terlibat dengan jurnal Nature.
"Ini sangat menunjukkan bahwa ada potensi untuk transmisi udara," imbuhnya seperti dikutip dari New York Times, Rabu (29/4/2020).
Dr. Marr dan banyak ilmuwan lain mengatakan terjadi peningkatan terkait bukti yang menunjukkan bahwa virus Corona disebarkan oleh droplets yang dikenal sebagai aerosol. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini mengecilkan kemungkinan itu, mengatakan bahwa penyakit ini sebagian besar ditularkan melalui droplets yang lebih besar yang tidak tetap mengudara dalam waktu lama, atau melalui sentuhan permukaan yang terkontaminasi.
Bahkan dengan temuan baru, masalah ini tidak diselesaikan. Meskipun virus Corona RNA - cetak biru genetik virus - ada di aerosol, para ilmuwan belum tahu apakah virus tetap menular atau apakah tes hanya mendeteksi fragmen virus yang tidak berbahaya.
"Bagian yang hilang adalah replikasi virus yang layak," kata Harvey V. Fineberg, yang memimpin Komite Tetap untuk Penyakit Menular yang Muncul dan Ancaman Kesehatan Abad 21 di Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional.
"Bisakah kamu culture virus ini dari udara?" imbuhnya.
Temuan itu sebelumnya telah diperlihatkan dalam percobaan laboratorium, tetapi sekarang pada ilmuwan China yang mempelajari kondisi dunia nyata melaporkan bahwa mereka menemukan droplets yang mengandung penanda genetik virus dari udara di dua rumah sakit di Wuhan, China, di mana wabah dimulai.
Temuan mereka tersebut kemudian dipublikasikan di jurnal Nature pada awal pekan ini.
Masih belum diketahui apakah virus dalam sampel yang mereka kumpulkan menular atau tidak. Tetapi droplets yang dikeluarkan dari bernapas dan berbicara, dapat tetap tinggi menular dan dihirup oleh orang lain.
"Mereka akan tinggal di udara mengapung setidaknya selama dua jam," kata Linsey Marr, seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech yang tidak terlibat dengan jurnal Nature.
"Ini sangat menunjukkan bahwa ada potensi untuk transmisi udara," imbuhnya seperti dikutip dari New York Times, Rabu (29/4/2020).
Dr. Marr dan banyak ilmuwan lain mengatakan terjadi peningkatan terkait bukti yang menunjukkan bahwa virus Corona disebarkan oleh droplets yang dikenal sebagai aerosol. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini mengecilkan kemungkinan itu, mengatakan bahwa penyakit ini sebagian besar ditularkan melalui droplets yang lebih besar yang tidak tetap mengudara dalam waktu lama, atau melalui sentuhan permukaan yang terkontaminasi.
Bahkan dengan temuan baru, masalah ini tidak diselesaikan. Meskipun virus Corona RNA - cetak biru genetik virus - ada di aerosol, para ilmuwan belum tahu apakah virus tetap menular atau apakah tes hanya mendeteksi fragmen virus yang tidak berbahaya.
"Bagian yang hilang adalah replikasi virus yang layak," kata Harvey V. Fineberg, yang memimpin Komite Tetap untuk Penyakit Menular yang Muncul dan Ancaman Kesehatan Abad 21 di Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional.
"Bisakah kamu culture virus ini dari udara?" imbuhnya.