Virus Corona Terdeteksi Ada di Udara

Rabu, 29 April 2020 - 14:37 WIB
loading...
Virus Corona Terdeteksi...
Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
WASHINGTON - Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi penanda genetik dari virus Corona di udara dalam diameter yang lebih kecil dari satu per sepuluh ribiu inci. Temuan ini menambah bukti bahwa virus Corona baru dapat menyebar melalui udara.

Temuan itu sebelumnya telah diperlihatkan dalam percobaan laboratorium, tetapi sekarang pada ilmuwan China yang mempelajari kondisi dunia nyata melaporkan bahwa mereka menemukan droplets yang mengandung penanda genetik virus dari udara di dua rumah sakit di Wuhan, China, di mana wabah dimulai.

Temuan mereka tersebut kemudian dipublikasikan di jurnal Nature pada awal pekan ini.

Masih belum diketahui apakah virus dalam sampel yang mereka kumpulkan menular atau tidak. Tetapi droplets yang dikeluarkan dari bernapas dan berbicara, dapat tetap tinggi menular dan dihirup oleh orang lain.

"Mereka akan tinggal di udara mengapung setidaknya selama dua jam," kata Linsey Marr, seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech yang tidak terlibat dengan jurnal Nature.

"Ini sangat menunjukkan bahwa ada potensi untuk transmisi udara," imbuhnya seperti dikutip dari New York Times, Rabu (29/4/2020).

Dr. Marr dan banyak ilmuwan lain mengatakan terjadi peningkatan terkait bukti yang menunjukkan bahwa virus Corona disebarkan oleh droplets yang dikenal sebagai aerosol. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini mengecilkan kemungkinan itu, mengatakan bahwa penyakit ini sebagian besar ditularkan melalui droplets yang lebih besar yang tidak tetap mengudara dalam waktu lama, atau melalui sentuhan permukaan yang terkontaminasi.

Bahkan dengan temuan baru, masalah ini tidak diselesaikan. Meskipun virus Corona RNA - cetak biru genetik virus - ada di aerosol, para ilmuwan belum tahu apakah virus tetap menular atau apakah tes hanya mendeteksi fragmen virus yang tidak berbahaya.

"Bagian yang hilang adalah replikasi virus yang layak," kata Harvey V. Fineberg, yang memimpin Komite Tetap untuk Penyakit Menular yang Muncul dan Ancaman Kesehatan Abad 21 di Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional.

"Bisakah kamu culture virus ini dari udara?" imbuhnya.

Pada bulan Februari dan Maret, para ilmuwan mengumpulkan sampel di Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan dan di fasilitas medis sementara yang digunakan untuk karantina dan merawat pasien dengan gejala ringan. Mereka juga mengambil sampel udara di area umum di sekitar Wuhan, termasuk bangunan tempat tinggal, supermarket, dan dua department store.

Hasilnya sangatyt sedikit virus terdeteksi di udara bangsal isolasi atau di kamar pasien rumah sakit yang berventilasi baik. Tetapi konsentrasi tinggi terdapat di area toilet kecil, berukuran sekitar satu meter persegi, yang tidak berventilasi.

"Ini semacam menekankan pentingnya menghindari ruang kecil yang terbatas," jelas Dr. Marr.

Para peneliti juga mendeteksi virus di udara di lokasi di mana anggota staf menanggalkan pakaian pelindung mereka, menunjukkan bahwa virus yang menempel di pakaian bisa menguap ke udara. Namun ini akan berkurang setelah rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan yang lebih ketat.

Data di Wuhan seolah memperkuat temuan di Pusat Medis Universitas Nebraska, di mana penelitian lain juga menemukan RNA virus Corona di udara serta di permukaan kamar. Penelitian itu, yang masih dalam proses peninjauan oleh ilmuwan lain sebelum dipublikasikan dalam jurnal, tidak menentukan ukuran droplets. Tetapi kehadiran RNA dari virus di lokasi-lokasi terpencil, seperti di bawah tempat tidur dan kusen jendela, juga menyebutkan droplets dibawa di sekitar ruangan oleh arus udara.

Dalam makalah mereka, para peneliti Nebraska mendeteksi keberadaan RNA virus Corona, tetapi tidak apakah virus itu masih menular. Dalam percobaan tambahan, para ilmuwan berusaha menumbuhkan virus dalam culture untuk menentukan apakah mereka mampu membuat orang sakit.

"Kami telah membuat banyak kemajuan dalam beberapa minggu terakhir," kata Joshua L. Santarpia, seorang profesor patologi dan mikrobiologi di University of Nebraska Medical Center.

"Saya benar-benar berharap bahwa kita akan mulai bisa mengatakan sesuatu yang lebih pasti di minggu depan atau lebih," ujarnya.

Dalam penelitian di Wuhan, tidak ada virus yang terdeteksi di sebagian besar tempat umum yang mereka pelajari, termasuk bangunan tempat tinggal dan supermarket, meskipun beberapa tingkat terdeteksi di daerah ramai di luar salah satu rumah sakit dan di department store. Marr mengatakan bahwa dia menghitung akan memakan waktu sekitar 15 menit bagi seseorang untuk bernapas dalam satu partikel virus.

“Sangat menarik melihat ada jumlah yang terukur,” kata Dr. Marr. "Saya pikir itu menambah bukti yang baik untuk menghindari keramaian," ia menambahkan.

Laporan penelitian itu tidak menyatakan apakah orang yang melewati daerah itu memakai masker, yang akan menghalangi penularan sebagian besar virus yang dihembuskan orang sakit.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Eks Bos CDC Klaim Peran...
Eks Bos CDC Klaim Peran Penting AS dalam Memulai Pandemi Covid
Keputusan China Akhiri...
Keputusan China Akhiri 'Nol Covid-19' Diduga Picu 1,9 Juta Ekses Kematian
Jejak Panjang Pandemi...
Jejak Panjang Pandemi Covid-19: dari Muncul di Wuhan hingga Dinyatakan Berakhir
WHO: Covid-19 Sudah...
WHO: Covid-19 Sudah Berakhir
Bukan Kebocoran Lab,...
Bukan Kebocoran Lab, Data Baru Kaitkan Virus Covid-19 Berasal dari Binatang Ini
Waduh! 80% Populasi...
Waduh! 80% Populasi China Telah Terinfeksi Covid-19
Turun Level, Jepang...
Turun Level, Jepang Pertimbangkan Covid-19 Sebagai Flu Musiman
AS Publikasikan 10.000...
AS Publikasikan 10.000 Halaman Dokumen Terkait Pembunuhan Robert F Kennedy
Perempuan Ini Melahirkan...
Perempuan Ini Melahirkan di Pinggir Jalan lalu Telantarkan Bayi hingga Tewas demi Pesta
Rekomendasi
Ajudan Jokowi: Serdik...
Ajudan Jokowi: Serdik Sespimmen Polri Dikreg ke-65 untuk Menimba Ilmu
Mulai Lagi setelah Break,...
Mulai Lagi setelah Break, Ini Top 5 Finalis Indonesian Idol XIII! Streaming di VISION+
Asa Diaspora di Piala...
Asa Diaspora di Piala Dunia U-17 2025: Siapa Saja yang Berpeluang Bela Garuda Muda?
Berita Terkini
Approval Rating Donald...
Approval Rating Donald Trump Terjun ke Titik Terendah
51 menit yang lalu
Untuk Pertama Kalinya,...
Untuk Pertama Kalinya, Italia Buka Ruang Seks di Penjara untuk Napi
1 jam yang lalu
Penyanyi Jepang Ini...
Penyanyi Jepang Ini Lakukan Perjalanan Pulang Pergi 4 Jam untuk Kuliah, Habiskan Rp3,5 Juta Setiap Hari
2 jam yang lalu
Trump Akan Akui Crimea...
Trump Akan Akui Crimea Milik Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina
3 jam yang lalu
AS Kerahkan Pesawat...
AS Kerahkan Pesawat Pengebom Nuklir B-1B ke Jepang, Pertama Kali sejak Perang Vietnam
3 jam yang lalu
Indonesia Sedang Menanti...
Indonesia Sedang Menanti Jet Tempur Rafale, tapi Digoda Boeing dengan F-15EX
4 jam yang lalu
Infografis
Ibtihal Aboussad Dipecat...
Ibtihal Aboussad Dipecat Microsoft karena Menentang Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved