Sekjen NATO: Jangan Remehkan Daya Tembak Rusia

Jum'at, 24 Februari 2023 - 04:13 WIB
loading...
Sekjen NATO: Jangan...
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa Barat tidak boleh meremehkan keunggulan daya tembak Rusia. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
MUNICH - Dengan konflik di Ukraina menjadi "perang gesekan", Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg memperingatkan Barat tidak boleh "meremehkan" keunggulan daya tembak Rusia .

Stoltenberg mengklaim bahwa blok Barat sedang meningkatkan produksi amunisi, tetapi tidak dapat menentukan tujuan akhirnya di Ukraina.

Berbicara dalam wawancara dengan CNN di Konferensi Keamanan Munich akhir pekan lalu, Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia sejauh ini mampu membawa lebih banyak amunisi dan tenaga ke garis depan daripada Ukraina.

Konsumsi amunisi Ukraina, kata Stoltenberg, lebih tinggi dari total produksi NATO, seraya menambahkan bahwa situasi ini tidak dapat berlanjut.



“Sejauh ini kami telah menghabiskan stok kami, tetapi pada tahap tertentu kami perlu memproduksi lebih banyak amunisi,” katanya seperti dikutip dari RT, Jumat (24/2/2023).

Meskipun Ukraina menerima senjata Barat senilai puluhan juta dolar, termasuk hampir 1,5 juta peluru artileri hanya dari Amerika Serikat (AS) saja, Rusia telah memiliki keunggulan daya tembak sejak dimulainya operasi militernya dimulai Februari tahun lalu.

Menurut sebagian besar penilaian Barat, pihak Ukraina saat ini menembakkan antara 5.000 dan 6.000 peluru artileri per hari. Sementara perkiraan tembakan Rusia sangat bervariasi antara 5.000 dan 60.000 peluru per hari.

Stoltenberg telah berulang kali meminta anggota NATO untuk meningkatkan produksi amunisi mereka untuk menutup celah, seperti yang dilakukan para pemimpin Barat lainnya.



"Sejak musim gugur yang lalu, konflik di Ukraina telah bergerak menjadi perang gesekan,” kata Stoltenberg.

“Perang gesekan adalah pertempuran logistik; seperti bagaimana Anda mendapatkan cukup barang – material, suku cadang, amunisi, bahan bakar – ke garis depan,” imbuhnya.

Sementara Stoltenberg sangat jelas tentang perlunya NATO untuk meningkatkan produksi senjata, dia tidak jelas tentang bagaimana aliansi pimpinan AS ingin konflik diakhiri. Dia mengatakan bahwa tidak ada yang tahu bagaimana dan kapan perang ini akan berakhir, dan mungkin akan diselesaikan di meja perundingan.

Stoltenberg mengatakan bahwa NATO akan mengizinkan Ukraina untuk menentukan seperti apa kemenangan itu, tetapi tidak akan secara langsung mengatakan bahwa dia mendukung tujuan yang dinyatakan Kiev untuk merebut wilayah Crimea.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1914 seconds (0.1#10.140)