NATO Melihat Beberapa Tanda China Bisa Mendukung Rusia di Perang Ukraina
loading...
A
A
A
WARSAWA - Kepala NATO mengatakan, aliansi militer itu telah melihat "beberapa tanda" bahwa China mungkin berencana untuk mendukung Rusia dalam perangnya di Ukraina. NATO pun sangat mendesak Beijing untuk menghentikan apa yang akan menjadi pelanggaran hukum internasional.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg juga mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara, bahwa aliansi tersebut, meskipun bukan pihak dalam perang, akan mendukung Ukraina "selama yang diperlukan."
Ditanya apakah NATO memiliki indikasi bahwa China mungkin siap memberikan senjata atau dukungan lain untuk perang Rusia, Stoltenberg mengaku bahwa ia melihat kemungkinan adanya rencana tersebut.
“Kami telah melihat beberapa tanda, bahwa mereka mungkin merencanakan untuk itu dan tentu saja sekutu NATO, Amerika Serikat, telah memperingatkannya. Sebab, ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. China seharusnya tidak mendukung perang ilegal Rusia,” jelas Stoltenberg.
Stoltenberg juga mengatakan, potensi bantuan China akan sama dengan memberikan “dukungan (langsung) terhadap pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, dan tentu saja (sebagai) anggota dewan keamanan PBB.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu pejabat kebijakan luar negeri paling senior Partai Komunis China - Wang Yi. Ini meningkatkan kekhawatiran di Barat, bahwa Beijing mungkin siap menawarkan dukungan yang lebih kuat kepada Moskow dalam perang yang hampir berlangsung setahun.
China dengan tegas menolak untuk mengkritik invasi ke Ukraina sambil menggemakan klaim Moskow bahwa AS dan NATO harus disalahkan karena memprovokasi Kremlin. China, Rusia, dan Afrika Selatan mengadakan latihan angkatan laut di Samudera Hindia minggu ini.
Sementara Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan, setiap keterlibatan China dalam upaya perang Kremlin akan menjadi "masalah serius". Hubungan antara China dan AS berada di bawah tekanan berat terkait Taiwan dan masalah lainnya.
Lihat Juga: Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg juga mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara, bahwa aliansi tersebut, meskipun bukan pihak dalam perang, akan mendukung Ukraina "selama yang diperlukan."
Ditanya apakah NATO memiliki indikasi bahwa China mungkin siap memberikan senjata atau dukungan lain untuk perang Rusia, Stoltenberg mengaku bahwa ia melihat kemungkinan adanya rencana tersebut.
“Kami telah melihat beberapa tanda, bahwa mereka mungkin merencanakan untuk itu dan tentu saja sekutu NATO, Amerika Serikat, telah memperingatkannya. Sebab, ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. China seharusnya tidak mendukung perang ilegal Rusia,” jelas Stoltenberg.
Stoltenberg juga mengatakan, potensi bantuan China akan sama dengan memberikan “dukungan (langsung) terhadap pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, dan tentu saja (sebagai) anggota dewan keamanan PBB.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu pejabat kebijakan luar negeri paling senior Partai Komunis China - Wang Yi. Ini meningkatkan kekhawatiran di Barat, bahwa Beijing mungkin siap menawarkan dukungan yang lebih kuat kepada Moskow dalam perang yang hampir berlangsung setahun.
China dengan tegas menolak untuk mengkritik invasi ke Ukraina sambil menggemakan klaim Moskow bahwa AS dan NATO harus disalahkan karena memprovokasi Kremlin. China, Rusia, dan Afrika Selatan mengadakan latihan angkatan laut di Samudera Hindia minggu ini.
Sementara Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan, setiap keterlibatan China dalam upaya perang Kremlin akan menjadi "masalah serius". Hubungan antara China dan AS berada di bawah tekanan berat terkait Taiwan dan masalah lainnya.
Lihat Juga: Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia
(esn)