Putin Sebut AS ingin Perpanjang Konflik di Ukraina
Selasa, 16 Agustus 2022 - 19:48 WIB
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) ingin konflik di Ukraina berlarut-larut selama mungkin. Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin .
“Situasi di Ukraina menunjukkan bahwa AS sedang berusaha untuk memperpanjang konflik ini,” kata Putin pada konferensi keamanan di Moskow, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (16/8/2022).
Putin menegaskan kembali bahwa Moskow meluncurkan operasi militernya di Ukraina pada akhir Februari untuk memastikan keamanan Rusia dan warganya, serta membela rakyat Donbass dari genosida.
" AS telah menetapkan peran umpan meriam untuk Ukraina, melaksanakan proyek 'anti-Rusia' (di Ukraina), menutup mata terhadap penyebaran ideologi neo-Nazi, hingga pembunuhan massal orang-orang Donbass,” ujarnya.
"AS telah memompa rezim Kiev dengan senjata, termasuk senjata berat, dan terus melakukannya,” ia menambahkan.
AS dan sekutunya di bawah NATO semakin banyak memasok senjata ke Ukraina, termasuk peluncur roket ganda M142 HIMARS, howitzer M777, dan drone tempur.
Presiden AS Joe Biden pada bulan Juni mengatakan bahwa NATO akan mendukung Ukraina selama diperlukan untuk, pada kenyataannya, memastikan bahwa mereka tidak dikalahkan.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina. Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014.
Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
“Situasi di Ukraina menunjukkan bahwa AS sedang berusaha untuk memperpanjang konflik ini,” kata Putin pada konferensi keamanan di Moskow, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (16/8/2022).
Putin menegaskan kembali bahwa Moskow meluncurkan operasi militernya di Ukraina pada akhir Februari untuk memastikan keamanan Rusia dan warganya, serta membela rakyat Donbass dari genosida.
Baca Juga
" AS telah menetapkan peran umpan meriam untuk Ukraina, melaksanakan proyek 'anti-Rusia' (di Ukraina), menutup mata terhadap penyebaran ideologi neo-Nazi, hingga pembunuhan massal orang-orang Donbass,” ujarnya.
"AS telah memompa rezim Kiev dengan senjata, termasuk senjata berat, dan terus melakukannya,” ia menambahkan.
AS dan sekutunya di bawah NATO semakin banyak memasok senjata ke Ukraina, termasuk peluncur roket ganda M142 HIMARS, howitzer M777, dan drone tempur.
Presiden AS Joe Biden pada bulan Juni mengatakan bahwa NATO akan mendukung Ukraina selama diperlukan untuk, pada kenyataannya, memastikan bahwa mereka tidak dikalahkan.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina. Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014.
Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
(ian)
tulis komentar anda