Beraksi Sendirian, Teroris Liverpool Rencanakan Serangan 6 Bulan
Kamis, 18 November 2021 - 03:46 WIB
LONDON - Pihak kepolisian Inggris mengungkapkan bahwa tersangka teroris yang tewas dalam serangan bom yang gagal beraksi sendirian. Ia setidaknya telah menghabiskan waktu selama enam bulan untuk merencanakan aksinya itu dengan membeli komponen bom.
Emad al Swealmeen (32) tewas ketika sebuah ledakan merobek kabin taksi yang ia tumpangi saat berhenti di luar Rumah Sakit Wanita Liverpool pada Minggu pagi. Sopir taksi itu terluka dalam ledakan tersebut.
Kepala kepolisian kontraterorisme untuk barat laut Inggris, Russ Jackson, mengatakan al Swealmeen telah menyewa sebuah properti di kota itu pada bulan April dan sejak saat itu telah melakukan pembelian komponen bom.
Jackson mengatakan para penyelidik sejauh ini belum menemukan orang lain yang "mengkhawatirkan".
Detektif juga mengumpulkan rincian kehidupan al Swealmeen dan mengatakan seorang kerabat memberi tahu mereka bahwa dia lahir di Irak. Dia mengajukan suaka di Inggris pada 2014, tetapi ditolak, kata pihak berwenang. Tidak jelas apa status hukumnya pada saat pengeboman terjadi.
Polisi juga telah mengkonfirmasi bahwa di masa lalu al Swealmeen dirawat karena penyakit mental.
Pendeta di dua gereja Liverpool mengatakan al Swealmeen telah berpindah agama dari Islam ke Kristen dan tampak tulus dalam imannya.
Joy Gambardella, seorang pengkhotbah awam di Gereja Emmanuel di kota itu, mengatakan bahwa Al Swealmeen adalah seorang Kristen yang berkomitmen.
“Dia dulu suka membuat kue dan dia melakukan kursus membuat kue. Dia juga membuat pizza,” kata Gambardella.
“Dia biasa membuat kue untuk gereja dan menjualnya," imbuhnya.
"Saya tidak akan pernah berharap dia bisa melakukan hal seperti itu, selamanya," ujarnya seperti dikutip dari AP, Kamis (18/11/2021).
Penyelidik masih berusaha menentukan motif serangan itu, dan apakah Rumah Sakit Wanita Liverpool adalah target yang dimaksud.
Sopir taksi, David Perry, melarikan diri dari kendaraan sebelum dilalap api. Dia dirawat di rumah sakit dan telah diperbolehkan pulang.
Tingkat ancaman resmi Inggris dinaikkan dari substansial menjadi parah – yang berarti serangan sangat mungkin terjadi – setelah ledakan itu.
Emad al Swealmeen (32) tewas ketika sebuah ledakan merobek kabin taksi yang ia tumpangi saat berhenti di luar Rumah Sakit Wanita Liverpool pada Minggu pagi. Sopir taksi itu terluka dalam ledakan tersebut.
Kepala kepolisian kontraterorisme untuk barat laut Inggris, Russ Jackson, mengatakan al Swealmeen telah menyewa sebuah properti di kota itu pada bulan April dan sejak saat itu telah melakukan pembelian komponen bom.
Jackson mengatakan para penyelidik sejauh ini belum menemukan orang lain yang "mengkhawatirkan".
Baca Juga
Detektif juga mengumpulkan rincian kehidupan al Swealmeen dan mengatakan seorang kerabat memberi tahu mereka bahwa dia lahir di Irak. Dia mengajukan suaka di Inggris pada 2014, tetapi ditolak, kata pihak berwenang. Tidak jelas apa status hukumnya pada saat pengeboman terjadi.
Polisi juga telah mengkonfirmasi bahwa di masa lalu al Swealmeen dirawat karena penyakit mental.
Pendeta di dua gereja Liverpool mengatakan al Swealmeen telah berpindah agama dari Islam ke Kristen dan tampak tulus dalam imannya.
Joy Gambardella, seorang pengkhotbah awam di Gereja Emmanuel di kota itu, mengatakan bahwa Al Swealmeen adalah seorang Kristen yang berkomitmen.
“Dia dulu suka membuat kue dan dia melakukan kursus membuat kue. Dia juga membuat pizza,” kata Gambardella.
“Dia biasa membuat kue untuk gereja dan menjualnya," imbuhnya.
"Saya tidak akan pernah berharap dia bisa melakukan hal seperti itu, selamanya," ujarnya seperti dikutip dari AP, Kamis (18/11/2021).
Penyelidik masih berusaha menentukan motif serangan itu, dan apakah Rumah Sakit Wanita Liverpool adalah target yang dimaksud.
Sopir taksi, David Perry, melarikan diri dari kendaraan sebelum dilalap api. Dia dirawat di rumah sakit dan telah diperbolehkan pulang.
Tingkat ancaman resmi Inggris dinaikkan dari substansial menjadi parah – yang berarti serangan sangat mungkin terjadi – setelah ledakan itu.
(ian)
tulis komentar anda