Keceplosan, Jenderal AS Sebut Komando Inggris Beroperasi di Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Seorang jenderal senior militer Amerika Serikat (AS) secara tidak sengaja mengakui kepada media bahwa pasukan komando Inggris diam-diam beroperasi di Ukraina.
Pengakuan itu kemudian dihapus dari artikel aslinya di Associated Press (AP).
Jenderal Bryan Fenton, komandan Komando Operasi Khusus AS, diwawancarai oleh AP tentang pelajaran yang diperoleh pasukannya dari perang Rusia-Ukraina.
Versi asli dari artikel yang diterbitkan pada hari Minggu mengatakan bahwa Amerika mendapatkan pelajaran tersebut "kebanyakan dari sudut pandang mitra operasi khusus kami di Inggris", yang telah menguji pendekatan baru di sana.
Sebagai contoh, dia mengatakan pasukan operasi khusus Inggris memanfaatkan pengalaman pilot Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) untuk mendapatkan nasihat dalam menggunakan drone dan cara kapal di Laut Hitam bernavigasi.
Menurut laporan Russia Today, Selasa (14/5/2024), artikel AP itu telah disunting untuk menghilangkan penyebutan peran militer Inggris dalam perang di Ukraina.
Militer Rusia telah lama menuding Inggris, mengeklaim bahwa personel militernya memainkan peran utama dalam operasi yang seolah-olah dilakukan Ukraina.
Misalnya, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh “spesialis Inggris” membantu Kyiv merencanakan dan melaksanakan serangan pesawat tak berawak Angkatan Laut terhadap Armada Laut Hitam Rusia pada akhir Oktober 2022.
Awal tahun ini, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengonfirmasi bahwa perencana Inggris dan Prancis membantu Ukraina melancarkan serangan dengan rudal jarak menengah yang telah diberikan kedua negara kepada Kyiv.
Pengakuan itu kemudian dihapus dari artikel aslinya di Associated Press (AP).
Jenderal Bryan Fenton, komandan Komando Operasi Khusus AS, diwawancarai oleh AP tentang pelajaran yang diperoleh pasukannya dari perang Rusia-Ukraina.
Versi asli dari artikel yang diterbitkan pada hari Minggu mengatakan bahwa Amerika mendapatkan pelajaran tersebut "kebanyakan dari sudut pandang mitra operasi khusus kami di Inggris", yang telah menguji pendekatan baru di sana.
Sebagai contoh, dia mengatakan pasukan operasi khusus Inggris memanfaatkan pengalaman pilot Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) untuk mendapatkan nasihat dalam menggunakan drone dan cara kapal di Laut Hitam bernavigasi.
Menurut laporan Russia Today, Selasa (14/5/2024), artikel AP itu telah disunting untuk menghilangkan penyebutan peran militer Inggris dalam perang di Ukraina.
Militer Rusia telah lama menuding Inggris, mengeklaim bahwa personel militernya memainkan peran utama dalam operasi yang seolah-olah dilakukan Ukraina.
Misalnya, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh “spesialis Inggris” membantu Kyiv merencanakan dan melaksanakan serangan pesawat tak berawak Angkatan Laut terhadap Armada Laut Hitam Rusia pada akhir Oktober 2022.
Awal tahun ini, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengonfirmasi bahwa perencana Inggris dan Prancis membantu Ukraina melancarkan serangan dengan rudal jarak menengah yang telah diberikan kedua negara kepada Kyiv.