Hanya Tulang dan Kulit, Gajah-gajah di Bali Jadi Sorotan Media Asing

Jum'at, 08 Oktober 2021 - 11:51 WIB
Antara tahun 1980 dan 2005—setara dengan hanya satu setengah generasi gajah—67 persen dari potensi habitat gajah Sumatra hilang.

Gajah untuk taman dan kebun binatang bersumber dari pusat penangkaran yang didirikan 30 tahun lalu di Sumatra untuk membantu menstabilkan spesies yang menghilang dengan cepat.

Sebagai imbalan untuk memberi mereka rumah, bisnis terakreditasi diizinkan untuk menjual layanan wisata gajah yang sangat menguntungkan sebelum pandemi. BEC mengenakan biaya USD230 (Rp3,2 juta) untuk naik gajah selama setengah jam untuk dua orang.

Kelahiran tiga bayi gajah selama 15 tahun terakhir menunjukkan BEC tidak hanya memenuhi tetapi juga melebihi persyaratan kesejahteraan hewannya.

“Teman-teman kami di konservasi mengatakan kami memiliki beberapa gajah paling sehat dan paling bahagia yang pernah mereka lihat!” bunyi informasi di situs web perusahaan yang masih aktif.



Tetapi foto-foto yang diambil oleh seorang dokter hewan di taman itu pada bulan Mei lalu, menunjukkan beberapa gajah yang sangat kekurangan gizi.

“Anda tidak dapat membayangkan seekor gajah kurus sampai Anda melihatnya,” kata Femke Den Haas, seorang dokter hewan asal Belanda yang telah bekerja untuk melindungi satwa liar di Indonesia selama 20 tahun.

"Mereka adalah hewan besar dan Anda tidak dimaksudkan untuk melihat tulang mereka," ujarnya.

“Tapi itulah mereka—hanya kulit dan tulang.”
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More