Hanya Tulang dan Kulit, Gajah-gajah di Bali Jadi Sorotan Media Asing

Jum'at, 08 Oktober 2021 - 11:51 WIB
Ketika BEC gagal menemukan solusi, pemerintah menyita gajahnya.

"Masalah ini harus segera diselesaikan karena jika ditunda bisa mengakibatkan kematian gajah,” kata Santosa.

Hass menambahkan, “Mereka tidak ingin membiarkan mereka mengambil gajah. Mereka ingin membuat mereka kembali bekerja setelah pandemi.”

Tiga dari 14 gajah BEC diadopsi oleh kebun binatang tak dikenal di pulau tetangga, Jawa. 11 sisanya dipindahkan ke Tasta Wildlife Park, kebun binatang modern baru yang dibuka pada bulan Juni di Kabupaten Tabanan, daerah pegunungan yang rimbun di tenggara Bali.

Setelah kunjungan ke Tasta Wildlife Park pada bulan September, ke-11 gajah telah berhasil direhabilitasi dan kembali ke bentuk aslinya.

Kepala pawang gajah, Ketut, adalah mantan pekerja BEC yang bekerja di perusahaan tersebut selama 13 tahun—12 bulan terakhir dengan gaji kecil atau bahkan tanpa bayaran. Dia tidak menanggung niat buruk apa pun kepada mantan majikannya, hanya rasa terima kasih kepada majikan barunya.

Dia tahu nama dan usia setiap gajah dalam kawanan dan suka berbagi pengetahuannya dengan pengunjung, yang jarang terjadi.

“Gajah mencerna sangat sedikit makanan yang mereka makan. Jadi mereka selalu makan,” katanya. “Mereka bisa makan hingga 10 persen dari berat badan mereka dalam satu hari.”

Dengan tiket seharga USD2 hingga USD4 dan hanya segelintir pengunjung per hari, kebun binatang Tasta Wildlife Park mengalami kerugian besar namun semua hewannya diberi makan dengan baik.

Tiga taman gajah lainnya di Bali—Mason, Bali Zoo dan Bali Safari and Marine Park juga kesulitan secara finansial tetapi memberi makan gajah mereka, menurut Bali Animal Welfare Association.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More