Lithuania Sebut Belarusia Gunakan Migran sebagai 'Senjata'
Senin, 12 Juli 2021 - 18:40 WIB
VILNIUS - Lithuania menyebut Belarusia menggunakan migran sebagai senjata politik mereka. Lithuania juga mendesak Uni Eropa (UE) untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Minks, terkait hal ini.
Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis mengatakan, UE harus mempertimbangkan sanksi putaran kelima terhadap Belarusia, karena pemerintah negara itu menerbangkan migran dari luar negeri untuk mengirim mereka secara ilegal ke blok itu.
"Ketika pengungsi digunakan sebagai senjata politik, saya akan berbicara dengan rekan-rekan saya agar Uni Eropa memiliki strategi bersama," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (12/7/2021).
Lithuania diketahui mulai membangun penghalang kawat berduri sepanjang 550 km di perbatasannya dengan Belarus pada pekan lalu, setelah menuduh pihak berwenang Belarusia mengirim ratusan migran asal Irak ke Lithuania.
Badan penjaga perbatasan UE, Frontex mengatakan akan mengirim petugas tambahan, mobil patroli dan ahli untuk melakukan wawancara dengan para migran untuk mengumpulkan informasi tentang jaringan kriminal yang terlibat ke Lithuania.
"Situasi di perbatasan Lithuania dengan Belarus tetap mengkhawatirkan. Saya telah memutuskan untuk mengirim intervensi perbatasan cepat ke Lithuania untuk memperkuat perbatasan eksternal UE," kata Direktur Eksekutif Frontex, Fabrice Leggeri.
Menurut Frontex, pada minggu pertama Juli, otoritas Vilnius mencatat lebih dari 800 penyeberangan perbatasan ilegal di perbatasannya dengan Belarusia.
Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis mengatakan, UE harus mempertimbangkan sanksi putaran kelima terhadap Belarusia, karena pemerintah negara itu menerbangkan migran dari luar negeri untuk mengirim mereka secara ilegal ke blok itu.
"Ketika pengungsi digunakan sebagai senjata politik, saya akan berbicara dengan rekan-rekan saya agar Uni Eropa memiliki strategi bersama," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (12/7/2021).
Lithuania diketahui mulai membangun penghalang kawat berduri sepanjang 550 km di perbatasannya dengan Belarus pada pekan lalu, setelah menuduh pihak berwenang Belarusia mengirim ratusan migran asal Irak ke Lithuania.
Badan penjaga perbatasan UE, Frontex mengatakan akan mengirim petugas tambahan, mobil patroli dan ahli untuk melakukan wawancara dengan para migran untuk mengumpulkan informasi tentang jaringan kriminal yang terlibat ke Lithuania.
"Situasi di perbatasan Lithuania dengan Belarus tetap mengkhawatirkan. Saya telah memutuskan untuk mengirim intervensi perbatasan cepat ke Lithuania untuk memperkuat perbatasan eksternal UE," kata Direktur Eksekutif Frontex, Fabrice Leggeri.
Menurut Frontex, pada minggu pertama Juli, otoritas Vilnius mencatat lebih dari 800 penyeberangan perbatasan ilegal di perbatasannya dengan Belarusia.
(ian)
tulis komentar anda