Mungkinkah Pasukan Penjaga Perdamaian Eropa Dikerahkan ke Ukraina?
loading...
A
A
A
KIEV - Beberapa negara Eropa akan mengambil risiko mengirim tentara mereka ke Ukraina sebagai bagian dari semacam pasukan penjaga perdamaian.
Pendapat itu diungkap mantan perwira militer dan politikus Swedia Mikael Valtersson pada Sputnik.
Dia menguraikan dua skenario potensial pengerahan pasukan penjaga perdamaian di zona konflik Ukraina, dengan dasar untuk keduanya adalah "gencatan senjata di sepanjang garis depan saat ini dan tidak ada keanggotaan NATO Ukraina dalam waktu dekat."
“Akibatnya, Eropa akan dihadapkan pada konflik yang melibatkan beberapa negara Eropa, tetapi tanpa dukungan NATO atau AS, jadi tidak mengherankan, tidak mungkin untuk mencapai persatuan di Eropa mengenai misi semacam itu,” papar dia.
“Sebaliknya, pertempuran mungkin akan terus berlanjut selama tahun 2025, tanpa dukungan AS, hingga Ukraina menyadari mereka harus menerima situasi di lapangan. Namun, kondisinya mungkin akan lebih parah bagi Ukraina,” papar Valtersson merenung.
Dia menekankan, “Mereka kehilangan kesempatan besar untuk mendapatkan kesepakatan yang bagus selama negosiasi Istanbul dan berisiko mempertaruhkan lebih banyak lagi sekarang.”
“Skenario yang jauh lebih masuk akal untuk keterlibatan militer Eropa di lapangan di Ukraina adalah beberapa negara yang lebih agresif mengirim unit pendukung dan 'instruktur' ke Ukraina,” ungkap Valtersson memperingatkan.
Dia menjelaskan, “Pasukan Eropa ini akan menjadi target utama bagi Rusia, tanpa benar-benar memiliki dampak besar pada hasil konflik.”
Lihat Juga: Cuma Modal Berani, Ratusan Tentara Korea Utara Dibantai Ukraina saat Mencoba Bantu Pasukan Rusia
Pendapat itu diungkap mantan perwira militer dan politikus Swedia Mikael Valtersson pada Sputnik.
Dia menguraikan dua skenario potensial pengerahan pasukan penjaga perdamaian di zona konflik Ukraina, dengan dasar untuk keduanya adalah "gencatan senjata di sepanjang garis depan saat ini dan tidak ada keanggotaan NATO Ukraina dalam waktu dekat."
“Akibatnya, Eropa akan dihadapkan pada konflik yang melibatkan beberapa negara Eropa, tetapi tanpa dukungan NATO atau AS, jadi tidak mengherankan, tidak mungkin untuk mencapai persatuan di Eropa mengenai misi semacam itu,” papar dia.
“Sebaliknya, pertempuran mungkin akan terus berlanjut selama tahun 2025, tanpa dukungan AS, hingga Ukraina menyadari mereka harus menerima situasi di lapangan. Namun, kondisinya mungkin akan lebih parah bagi Ukraina,” papar Valtersson merenung.
Dia menekankan, “Mereka kehilangan kesempatan besar untuk mendapatkan kesepakatan yang bagus selama negosiasi Istanbul dan berisiko mempertaruhkan lebih banyak lagi sekarang.”
“Skenario yang jauh lebih masuk akal untuk keterlibatan militer Eropa di lapangan di Ukraina adalah beberapa negara yang lebih agresif mengirim unit pendukung dan 'instruktur' ke Ukraina,” ungkap Valtersson memperingatkan.
Dia menjelaskan, “Pasukan Eropa ini akan menjadi target utama bagi Rusia, tanpa benar-benar memiliki dampak besar pada hasil konflik.”
Lihat Juga: Cuma Modal Berani, Ratusan Tentara Korea Utara Dibantai Ukraina saat Mencoba Bantu Pasukan Rusia
(sya)