Tampang Sangar Pembom Jarak Jauh Rusia Saat Pertama Kali Mendarat di Suriah
Rabu, 26 Mei 2021 - 15:31 WIB
DAMASKUS - Pesawat pembom modern jarak jauh Rusia Tupolev Tu-22M3 telah terbang ke Pangkalan Udara Khmeimim Rusia di Suriah untuk penempatan permanen pertama kali.
Sebelumnya, pangkalan itu telah melakukan rekonstruksi dan perpanjangan landasan pacu keduanya.
Awalnya dibuat pada masa Uni Soviet, pesawat Tu-22M3 telah mengalami modernisasi ekstensif.
Pesawat tersebut awalnya berbasis di Rusia dan pernah terbang ke Suriah hanya untuk misi tertentu, namun kini akan berbasis di Khmeimim, di pantai Mediterania.
Rusia telah lama menjadi sekutu Suriah, dan telah terlibat dalam Perang Sipil Suriah sejak 2015, ketika diundang pemerintah Damaskus, yang dipimpin Presiden Bashar Assad.
Bersama rezim Assad, Rusia membantu memerangi pemberontakan di negara itu.
Dengan rekonstruksi pangkalan udara Khmeimim, yang mencakup pemasangan penerangan baru dan peralatan radio, semua jenis pesawat yang beroperasi dengan angkatan bersenjata Rusia sekarang dapat menggunakannya untuk lepas landas dan mendarat.
Selama di dalam negeri Rusia, semua pesawat pengebom akan menjalani pelatihan penerbangan di atas laut. Setelah latihan selesai, mereka biasanya akan kembali ke lapangan terbang permanen di Rusia.
Tu-22M3 adalah pembom serbu yang melakukan penerbangan perdananya pada 20 Juni 1977.
Pada 2018, pesawat ini sudah sangat dimodernisasi. Menurut situs website Tupolev yang membuat pesawat itu, senjata perang tersebut sekarang memiliki radius dan efektivitas tempur yang jauh lebih besar.
Pada Maret, tiga orang tewas ketika sistem ejeksi pesawat pembom Tu-22M3 meledak selama persiapan pra-penerbangan di kota Kaluga, Rusia.
Dengan ketinggian yang terlalu rendah untuk parasut bekerja, para awak pesawat tewas ketika mereka kembali ke darat.
Sebelumnya, pangkalan itu telah melakukan rekonstruksi dan perpanjangan landasan pacu keduanya.
Awalnya dibuat pada masa Uni Soviet, pesawat Tu-22M3 telah mengalami modernisasi ekstensif.
Pesawat tersebut awalnya berbasis di Rusia dan pernah terbang ke Suriah hanya untuk misi tertentu, namun kini akan berbasis di Khmeimim, di pantai Mediterania.
Rusia telah lama menjadi sekutu Suriah, dan telah terlibat dalam Perang Sipil Suriah sejak 2015, ketika diundang pemerintah Damaskus, yang dipimpin Presiden Bashar Assad.
Bersama rezim Assad, Rusia membantu memerangi pemberontakan di negara itu.
Dengan rekonstruksi pangkalan udara Khmeimim, yang mencakup pemasangan penerangan baru dan peralatan radio, semua jenis pesawat yang beroperasi dengan angkatan bersenjata Rusia sekarang dapat menggunakannya untuk lepas landas dan mendarat.
Selama di dalam negeri Rusia, semua pesawat pengebom akan menjalani pelatihan penerbangan di atas laut. Setelah latihan selesai, mereka biasanya akan kembali ke lapangan terbang permanen di Rusia.
Tu-22M3 adalah pembom serbu yang melakukan penerbangan perdananya pada 20 Juni 1977.
Pada 2018, pesawat ini sudah sangat dimodernisasi. Menurut situs website Tupolev yang membuat pesawat itu, senjata perang tersebut sekarang memiliki radius dan efektivitas tempur yang jauh lebih besar.
Pada Maret, tiga orang tewas ketika sistem ejeksi pesawat pembom Tu-22M3 meledak selama persiapan pra-penerbangan di kota Kaluga, Rusia.
Dengan ketinggian yang terlalu rendah untuk parasut bekerja, para awak pesawat tewas ketika mereka kembali ke darat.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda