Di Pertemuan ASEAN, RI Peringatkan Masalah Myanmar Bisa Ancam Keamanan Kawasan
Selasa, 02 Maret 2021 - 19:46 WIB
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsud i mengatakan, jika tidak segera diselesaikan, masalah yang terjadi di Myanmar bisa saja meluas dan menjadi ancaman bagi kawasan. Hal itu disampaikan Retno dalam pertemuan khusus Menteri Luar Negeri ASEAN.
Dalam pertemuan yang digelar dari virtual tersebut, Retno awalnya kembali menegaskan bahwa Indonesia sangat prihatin dengan perkembangan situasi di Myanmar. Di mana, aksi demonstrasi yang meluas direspon dengan menggunakan kekerasan oleh junta militer.
"Indonesia sangat prihatin melihat meningkatnya kekerasan di Myanmar yang telah memakan korban. Situasi ini sangat mengkhawatirkan. Mengkhawatirkan, karena meningkatnya jatuhnya korban warga sipil, yang harus kehilangan nyawa dan mengalami luka-luka," ucap Retno.
"Mengkhawatirkan, karena masih terus terjadinya penangkapan terhadap warga sipil. Mengkhawatirkan, karena situasi ini dapat mengancam keberlangsungan transisi demokrasi. Mengkhawatirkan, karena jika tidak segera diselesaikan dengan baik maka akan dapat mengancam perdamaian dan keamanan kawasan," sambungnya pada Selasa (2/3/2021).
Retno, dalam pertemuan itu juga menyampaikan bahwa semua negara anggota ASEAN, diharapkan paham akan hak dan kewajibannya, yang jelas disebutkan di dalam Piagam ASEAN.
Tugas negara anggota ASEAN, jelasnya, adalah menjalankan prinsip dan nilai-nilai yang tertera di dalam Piagam ASEAN, secara utuh.
Menurutnya, menghormati prinsip non-intervensi, adalah wajib dan dalam dia menyampaikan bahwa dirinya yakin tidak ada satupun negara anggota ASEAN, yang memiliki intensi untuk melanggar prinsip non-intervensi.
Namun demikian, pada saat yang sama, menghormati dan menjalankan prinsip dan nilai lain dalam Piagam ASEAN, termasuk demokrasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia, pemerintahan yang baik, supremasi hukum, dan pemerintahan konstitusional
"Nilai dan prinsip-prinsip yang saya sebutkan tadi merupakan fondasi, merupakan dasar, merupakan platform, yang diperlukan ASEAN untuk dapat membangun Komunitas ASEAN," ungkapnya.
"Jika ASEAN gagal untuk menghormati dan menjalankan prinsip-prinsip tersebut, Indonesia khawatir ASEAN tidak akan mampu memberikan pelayanan maksimum kepada rakyatnya yang berarti cita-cita membangun Komunitas ASEAN juga akan terganggu," tukasnya.
Dalam pertemuan yang digelar dari virtual tersebut, Retno awalnya kembali menegaskan bahwa Indonesia sangat prihatin dengan perkembangan situasi di Myanmar. Di mana, aksi demonstrasi yang meluas direspon dengan menggunakan kekerasan oleh junta militer.
"Indonesia sangat prihatin melihat meningkatnya kekerasan di Myanmar yang telah memakan korban. Situasi ini sangat mengkhawatirkan. Mengkhawatirkan, karena meningkatnya jatuhnya korban warga sipil, yang harus kehilangan nyawa dan mengalami luka-luka," ucap Retno.
"Mengkhawatirkan, karena masih terus terjadinya penangkapan terhadap warga sipil. Mengkhawatirkan, karena situasi ini dapat mengancam keberlangsungan transisi demokrasi. Mengkhawatirkan, karena jika tidak segera diselesaikan dengan baik maka akan dapat mengancam perdamaian dan keamanan kawasan," sambungnya pada Selasa (2/3/2021).
Retno, dalam pertemuan itu juga menyampaikan bahwa semua negara anggota ASEAN, diharapkan paham akan hak dan kewajibannya, yang jelas disebutkan di dalam Piagam ASEAN.
Tugas negara anggota ASEAN, jelasnya, adalah menjalankan prinsip dan nilai-nilai yang tertera di dalam Piagam ASEAN, secara utuh.
Menurutnya, menghormati prinsip non-intervensi, adalah wajib dan dalam dia menyampaikan bahwa dirinya yakin tidak ada satupun negara anggota ASEAN, yang memiliki intensi untuk melanggar prinsip non-intervensi.
Namun demikian, pada saat yang sama, menghormati dan menjalankan prinsip dan nilai lain dalam Piagam ASEAN, termasuk demokrasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia, pemerintahan yang baik, supremasi hukum, dan pemerintahan konstitusional
"Nilai dan prinsip-prinsip yang saya sebutkan tadi merupakan fondasi, merupakan dasar, merupakan platform, yang diperlukan ASEAN untuk dapat membangun Komunitas ASEAN," ungkapnya.
"Jika ASEAN gagal untuk menghormati dan menjalankan prinsip-prinsip tersebut, Indonesia khawatir ASEAN tidak akan mampu memberikan pelayanan maksimum kepada rakyatnya yang berarti cita-cita membangun Komunitas ASEAN juga akan terganggu," tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda