Studi Ungkap Vaksin Pfizer Mampu Lawan Covid-19 Jenis Baru
Senin, 08 Februari 2021 - 04:00 WIB
Antibodi dalam darah para sukarelawan yang diberi vaksin, yang dikenal sebagai Comirnaty, atau BNT162b2, menetralkan pseudovirus, sama efektifnya dengan versi virus Corona lama yang awalnya dirancang untuk produk tersebut.
BioNTech, seperti dilansir Reuters, berencana untuk menerbitkan analisis yang lebih rinci tentang kemungkinan efek vaksinnya pada varian Afrika Selatan dalam beberapa hari. Varian tersebut dikatakan oleh para ilmuwan lebih mudah ditularkan daripada varian yang dominan sebelumnya, tetapi tidak dianggap menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Dunia menggantungkan harapannya pada vaksin untuk mengendalikan virus Corona, yang pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China tengah pada akhir 2019, karena banyak negara memberlakukan penguncian yang lebih ketat dan lebih lama untuk mencoba mengendalikan pandemi.
Para ahli telah menyerukan pengujian lanjutan untuk menentukan apakah vaksin akan melindungi orang saat virus bermutasi. Covid19 telah membunuh lebih dari dua juta orang di seluruh dunia.
AstraZeneca, Moderna, dan CureVac juga menguji apakah vaksin mereka masing-masing akan melindungi dari varian yang menyebar dengan cepat. Mereka belum merilis hasil tes tersebut.
BioNTech, seperti dilansir Reuters, berencana untuk menerbitkan analisis yang lebih rinci tentang kemungkinan efek vaksinnya pada varian Afrika Selatan dalam beberapa hari. Varian tersebut dikatakan oleh para ilmuwan lebih mudah ditularkan daripada varian yang dominan sebelumnya, tetapi tidak dianggap menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Dunia menggantungkan harapannya pada vaksin untuk mengendalikan virus Corona, yang pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China tengah pada akhir 2019, karena banyak negara memberlakukan penguncian yang lebih ketat dan lebih lama untuk mencoba mengendalikan pandemi.
Para ahli telah menyerukan pengujian lanjutan untuk menentukan apakah vaksin akan melindungi orang saat virus bermutasi. Covid19 telah membunuh lebih dari dua juta orang di seluruh dunia.
AstraZeneca, Moderna, dan CureVac juga menguji apakah vaksin mereka masing-masing akan melindungi dari varian yang menyebar dengan cepat. Mereka belum merilis hasil tes tersebut.
(esn)
tulis komentar anda