Studi Ungkap Vaksin Pfizer Mampu Lawan Covid-19 Jenis Baru
Senin, 08 Februari 2021 - 04:00 WIB
WASHINGTON - Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech kemungkinan akan melindungi dari varian virus yang lebih menular, yang ditemukan di Inggris dan telah menyebar ke seluruh dunia. Hal itu terungkap dalam penelitian terbaru yang dilakukan perusahaan itu.
Hasil yang menggembirakan dari analisis darah peserta dalam uji coba didasarkan pada analisis yang lebih ekstensif daripada yang dirilis oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
Pada awal Januari, Pfizer mengatakan, studi laboratorium serupa menunjukkan vaksin itu efektif melawan satu mutasi kunci, yang disebut N501Y, yang ditemukan dalam dua varian baru yang sangat mudah menular yang menyebar di Inggris dan Afrika Selatan.
Studi terbaru diposting di bioRxiv.org, tetapi belum ditinjau oleh rekan sejawat. Studi dilakukan pada virus sintetis dengan 10 mutasi yang merupakan karakteristik dari varian yang dikenal sebagai B117 yang diidentifikasi di Inggris.
Di antara 11 penulis penelitian ini adalah Ugur Sahin dan Oezlem Tuereci, salah satu pendiri BioNTech. Sahin adalah kepala eksekutif dan istrinya Tuereci adalah kepala petugas medis.
Ini memberikan harapan lebih lanjut karena rekor jumlah kematian harian akibat Covid-19 dilaporkan di Inggris, yang diyakini didorong oleh varian yang lebih menular. Ini juga berarti pengembangan vaksin untuk saat ini tidak harus dimulai dari awal lagi.
Untuk tes, sampel darah yang diambil dari 16 peserta yang divaksinasi dalam uji klinis sebelumnya dipaparkan dengan virus sintetis yang disebut pseudovirus yang direkayasa untuk memiliki protein permukaan yang sama dengan B117, yang ditandai dengan 10 mutasi ciri khas.
Hasil yang menggembirakan dari analisis darah peserta dalam uji coba didasarkan pada analisis yang lebih ekstensif daripada yang dirilis oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
Pada awal Januari, Pfizer mengatakan, studi laboratorium serupa menunjukkan vaksin itu efektif melawan satu mutasi kunci, yang disebut N501Y, yang ditemukan dalam dua varian baru yang sangat mudah menular yang menyebar di Inggris dan Afrika Selatan.
Studi terbaru diposting di bioRxiv.org, tetapi belum ditinjau oleh rekan sejawat. Studi dilakukan pada virus sintetis dengan 10 mutasi yang merupakan karakteristik dari varian yang dikenal sebagai B117 yang diidentifikasi di Inggris.
Di antara 11 penulis penelitian ini adalah Ugur Sahin dan Oezlem Tuereci, salah satu pendiri BioNTech. Sahin adalah kepala eksekutif dan istrinya Tuereci adalah kepala petugas medis.
Ini memberikan harapan lebih lanjut karena rekor jumlah kematian harian akibat Covid-19 dilaporkan di Inggris, yang diyakini didorong oleh varian yang lebih menular. Ini juga berarti pengembangan vaksin untuk saat ini tidak harus dimulai dari awal lagi.
Untuk tes, sampel darah yang diambil dari 16 peserta yang divaksinasi dalam uji klinis sebelumnya dipaparkan dengan virus sintetis yang disebut pseudovirus yang direkayasa untuk memiliki protein permukaan yang sama dengan B117, yang ditandai dengan 10 mutasi ciri khas.
tulis komentar anda