Joe Biden Tuntut Para Jenderal Myanmar Lepaskan Kekuasaan
Jum'at, 05 Februari 2021 - 07:08 WIB
"Kami memiliki kekuatan digital...jadi kami telah menggunakan ini sejak hari pertama untuk menentang junta militer," kata aktivis Thinzar Shunlei Yi, yang berada di balik apa yang disebut "Gerakan Pembangkangan Sipil" yang menyebar di seluruh platform media sosial.
Telenor, salah satu penyedia telekomunikasi utama negara itu, mengonfirmasi bahwa pihak berwenang telah memerintahkannya untuk "memblokir sementara" akses Facebook.
Perusahaan milik Norwegia itu mengatakan harus memenuhinya tetapi tidak percaya bahwa permintaan tersebut didasarkan pada kebutuhan dan proporsionalitas, sesuai dengan hukum hak asasi manusia internasional.
Facebook mengonfirmasi akses saat ini terganggu untuk beberapa orang di Myanmar dan mendesak pihak berwenang untuk memulihkan konektivitas.
Memicu Amarah
Bagi banyak orang di Myanmar, Facebook adalah pintu gerbang ke internet dan cara penting untuk mengumpulkan informasi.
Tetapi menentang militer—secara online atau offline—penuh dengan risiko. Selama aturan junta, perbedaan pendapat diredam, di mana ribuan aktivis—termasuk Suu Kyi—ditahan selama bertahun-tahun.
Kemarin, bendera merah Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD)—partainya Suu Kyi yang memenangkan pemilu November 2020—menghiasi balkon puluhan apartemen Yangon. Penduduk juga mulai memukuli panci dan wajan setiap malam pada pukul 20.00 untuk "mengusir junta militer"—sebuah tradisi lama Myanmar dalam mengusir roh jahat.
Petugas kesehatan minggu ini juga menyematkan pita merah di scrub mereka, dengan beberapa dari mereka melakukan boikot pada pekerjaan.
Telenor, salah satu penyedia telekomunikasi utama negara itu, mengonfirmasi bahwa pihak berwenang telah memerintahkannya untuk "memblokir sementara" akses Facebook.
Perusahaan milik Norwegia itu mengatakan harus memenuhinya tetapi tidak percaya bahwa permintaan tersebut didasarkan pada kebutuhan dan proporsionalitas, sesuai dengan hukum hak asasi manusia internasional.
Facebook mengonfirmasi akses saat ini terganggu untuk beberapa orang di Myanmar dan mendesak pihak berwenang untuk memulihkan konektivitas.
Memicu Amarah
Bagi banyak orang di Myanmar, Facebook adalah pintu gerbang ke internet dan cara penting untuk mengumpulkan informasi.
Tetapi menentang militer—secara online atau offline—penuh dengan risiko. Selama aturan junta, perbedaan pendapat diredam, di mana ribuan aktivis—termasuk Suu Kyi—ditahan selama bertahun-tahun.
Kemarin, bendera merah Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD)—partainya Suu Kyi yang memenangkan pemilu November 2020—menghiasi balkon puluhan apartemen Yangon. Penduduk juga mulai memukuli panci dan wajan setiap malam pada pukul 20.00 untuk "mengusir junta militer"—sebuah tradisi lama Myanmar dalam mengusir roh jahat.
Petugas kesehatan minggu ini juga menyematkan pita merah di scrub mereka, dengan beberapa dari mereka melakukan boikot pada pekerjaan.
tulis komentar anda