Sebut Pemilu AS Tontonan, Khamenei: Contoh Buruk Wajah Demokrasi
Minggu, 08 November 2020 - 10:57 WIB
TEHERAN - Iran menanggapi pengumuman Joe Biden sebagai presiden terpilih Amerika Serikat (AS) dengan cemoohan. Saat banyak pemimpin dunia memberi selamat kepada Biden, Iran tetap teguh menyampaikan kritiknya.
Adalah pemimpin spiritual negara itu, Ayatollah Ali Khamenei , yang dengan tegas menunjukkan ketidaksukaannya terhadap AS, apa pun hasil pemilihan presiden. Menyebut pemilu AS sebagai tontonan, Khamenei menyatakan proses tersebut sebagai contoh buruk wajah demokrasi liberal.
"Terlepas dari hasilnya, satu hal yang sangat jelas," tulis Khamenei. "Kemunduran politik, sipil, & moral yang pasti dari rezim AS," sambungnya seperti dikutip dari Fox News, Minggu (8/11/2020).
Namun nada berbeda diungkapkan Wakil Presiden Iran Eshagh Jahangiri yang berbicara lebih diplomatis.(baca juga: Iran Mengaku Tidak Peduli Siapa yang Menangi Pemilu AS )
Media pemerintah mengutip Jahangiri yang mengatakan dia mengharapkan perubahan dalam kebijakan AS yang merusak setelah proyeksi kemenangan Biden.
"Saya berharap kita akan melihat perubahan dalam kebijakan destruktif Amerika Serikat, kembali ke aturan hukum dan kewajiban internasional serta penghormatan terhadap negara," kata Jahangiri.
Pernyataan lain dari penasihat Iran menunjukkan bahwa Teheran pada akhirnya melihat kekalahan Trump dalam pemilihan umum sebagai hal positif.
"Iran berdiri sampai pengecut pergi," tweet penasihat presiden Hesameddin Ashena, menjelaskan dalam tweet berikutnya bahwa "pengecut" mengacu pada Trump.
Ashena menggambarkan upaya nasional dan semangat Islam dalam upaya untuk tetap tidak terpengaruh.(Baca juga: Israel Berpotensi Perang dengan Iran Jika Biden Menang Pilpres AS )
"Jika Biden datang, kami juga mengatakan kepadanya bahwa adalah kesalahan untuk menguji yang diuji," ia memperingatkan.
Peneliti senior di think-tank FDD di Washington, Behnam Ben Taleblu mengatakan, Teheran melihat kekalahan Trump sebagai pembenaran dari kebijakan perlawanannya.
"Ini akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi mereka yang berpikir diplomasi dengan Iran pasca-Trump akan murah atau mudah,” ujarnya.
Kemenangan Biden dapat mengarah pada diskusi baru antara AS dan Iran, yang akan mengembalikan topik yang telah lama dibahas, termasuk program nuklir Iran.
Biden mengatakan bahwa dia berencana untuk kembali ke kesepakatan 2015 yang dibuat oleh Barack Obama dengan Iran, di mana Trump menarik diri pada 2018.
Adalah pemimpin spiritual negara itu, Ayatollah Ali Khamenei , yang dengan tegas menunjukkan ketidaksukaannya terhadap AS, apa pun hasil pemilihan presiden. Menyebut pemilu AS sebagai tontonan, Khamenei menyatakan proses tersebut sebagai contoh buruk wajah demokrasi liberal.
"Terlepas dari hasilnya, satu hal yang sangat jelas," tulis Khamenei. "Kemunduran politik, sipil, & moral yang pasti dari rezim AS," sambungnya seperti dikutip dari Fox News, Minggu (8/11/2020).
Namun nada berbeda diungkapkan Wakil Presiden Iran Eshagh Jahangiri yang berbicara lebih diplomatis.(baca juga: Iran Mengaku Tidak Peduli Siapa yang Menangi Pemilu AS )
Media pemerintah mengutip Jahangiri yang mengatakan dia mengharapkan perubahan dalam kebijakan AS yang merusak setelah proyeksi kemenangan Biden.
"Saya berharap kita akan melihat perubahan dalam kebijakan destruktif Amerika Serikat, kembali ke aturan hukum dan kewajiban internasional serta penghormatan terhadap negara," kata Jahangiri.
Pernyataan lain dari penasihat Iran menunjukkan bahwa Teheran pada akhirnya melihat kekalahan Trump dalam pemilihan umum sebagai hal positif.
"Iran berdiri sampai pengecut pergi," tweet penasihat presiden Hesameddin Ashena, menjelaskan dalam tweet berikutnya bahwa "pengecut" mengacu pada Trump.
Ashena menggambarkan upaya nasional dan semangat Islam dalam upaya untuk tetap tidak terpengaruh.(Baca juga: Israel Berpotensi Perang dengan Iran Jika Biden Menang Pilpres AS )
"Jika Biden datang, kami juga mengatakan kepadanya bahwa adalah kesalahan untuk menguji yang diuji," ia memperingatkan.
Peneliti senior di think-tank FDD di Washington, Behnam Ben Taleblu mengatakan, Teheran melihat kekalahan Trump sebagai pembenaran dari kebijakan perlawanannya.
"Ini akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi mereka yang berpikir diplomasi dengan Iran pasca-Trump akan murah atau mudah,” ujarnya.
Kemenangan Biden dapat mengarah pada diskusi baru antara AS dan Iran, yang akan mengembalikan topik yang telah lama dibahas, termasuk program nuklir Iran.
Biden mengatakan bahwa dia berencana untuk kembali ke kesepakatan 2015 yang dibuat oleh Barack Obama dengan Iran, di mana Trump menarik diri pada 2018.
(ber)
tulis komentar anda