Presiden Joe Biden Berikan 1 Syarat Jika Ukraina Ingin Menyerang Pasukan Korea Utara

Rabu, 30 Oktober 2024 - 19:09 WIB
loading...
Presiden Joe Biden Berikan...
Presiden Joe Biden memberikan satu syarat jika Ukraina ingin menyerang pasukan Korea Utara. Foto/X/@front_ukrainian
A A A
WASHINGTON - Pasukan Ukraina harus menyerang tentara Korea Utara yang diklaim telah memasuki Rusia "jika mereka menyeberang ke Ukraina." Itu diungkapkan Presiden AS Joe Biden.

Pentagon mengklaim minggu ini bahwa sekitar 10.000 tentara dari Korea Utara telah tiba di Rusia. Beberapa diduga diangkut untuk kemungkinan pengerahan melawan pasukan Ukraina di Wilayah Kursk Rusia, tempat sebagian pasukan Kiev tetap berada setelah melakukan serangan pada bulan Agustus.

Ketika ditanya oleh media pada hari Selasa apakah Kiev harus "menyerang balik" terhadap pasukan Korea Utara, Biden menjawab: "Jika mereka menyeberang ke Ukraina, ya." Dia tidak mengklarifikasi posisi AS jika pasukan tetap berada di dalam apa yang diakui Washington sebagai wilayah Rusia.

Moskow dan Pyongyang menandatangani perjanjian bilateral awal tahun ini yang mengatur bantuan militer bersama jika terjadi serangan oleh pihak ketiga. Presiden Rusia Vladimir Putin menolak untuk mengonfirmasi atau membantah laporan tentang keberadaan pasukan Korea Utara di Rusia.



Apa yang dilakukan kedua negara untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian baru itu adalah urusan mereka sendiri, katanya dalam sebuah wawancara minggu lalu.

Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Ukraina telah mengalami serangkaian kemunduran di medan perang. Beberapa analis militer berpendapat bahwa keputusan Kiev untuk mengirim pasukan melintasi perbatasan ke Kursk alih-alih memperkuat unit di timur telah berkontribusi pada situasi yang berbahaya itu.

Jenderal Ukraina Dmitry Marchenko memperingatkan dalam sebuah wawancara minggu ini bahwa garis depan "runtuh" dan menyalahkan kepemimpinan militer yang buruk. Tentara juga menderita kekurangan amunisi dan kelelahan pasukan yang ditempatkan di zona perang, tambahnya.

Kiev bermaksud mengatasi kekurangan tenaga kerjanya dengan merekrut 160.000 tentara tambahan selama tiga bulan ke depan, menurut para pejabat.

Awal tahun ini, pemerintah merombak sistem wajib militer, dengan memberlakukan hukuman yang lebih berat bagi yang menghindari wajib militer. Anggota parlemen Ukraina Anna Skorokhod telah menilai bahwa jumlah pasukan Ukraina yang membelot atau menghilang tanpa izin kini mencapai lebih dari 100.000.

Pemerintahan Biden telah berjanji untuk membantu Kiev "selama diperlukan" untuk menang. Moskow menyebut konflik tersebut sebagai perang proksi yang dipimpin AS melawan Rusia, di mana warga Ukraina berperan sebagai 'umpan meriam'.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1623 seconds (0.1#10.140)