Arnold Schwarzenegger Dukung Kamala Harris, Ironi Politisi Partai Republik
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Arnold Schwarzenegger, bintang "Terminator" yang juga mantan gubernur California dari Partai Republik, mendukung calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat; Kamala Harris.
Menjadi ironi dari politisi Partai Republik, langkah Schwarzenegger juga telah "membuka halaman" pada perpecahan di kubu calon presiden dari Partai Republik; Donald Trump.
Mantan binaragawan berusia 77 tahun itu mengatakan bahwa meskipun dia memiliki masalah dengan kedua partai besar, retorika Trump yang menyebut Amerika Serikat sebagai "tong sampah bagi dunia" telah membuatnya "geram".
Dengan hanya beberapa hari menjelang pemilu 5 November, Schwarzenegger menjadi yang terbaru dari puluhan mantan pejabat Republik terkemuka—termasuk mantan wakil presiden Dick Cheney—yang justru mendukung Kamala Harris ketimbang Donald Trump.
"Bagi seseorang seperti saya yang berbicara dengan orang-orang di seluruh dunia dan masih tahu bahwa Amerika adalah kota yang bersinar di atas bukit, menyebut Amerika tong sampah bagi dunia sangat tidak patriotik, itu membuat saya geram," kata aktor tersebut, seperti dikutip AFP, Kamis (31/10/2024).
"Saya akan selalu menjadi warga Amerika sebelum menjadi Republikan. Itulah sebabnya, minggu ini, saya memilih Kamala Harris dan Tim Walz," lanjut dia dalam sebuah posting di X.
Sejak meninggalkan jabatan pada tahun 2011 setelah dua periode menjabat sebagai gubernur negara bagian AS yang paling padat penduduknya, Schwarzenegger telah memperjuangkan isu lingkungan, usaha kecil, dan reformasi imigrasi.
Setelah penyerbuan pada 6 Januari 2021 di Gedung Capitol AS oleh segerombolan pendukung Trump, Schwarzenegger menyamakan serangan itu dengan kerusuhan Kristallnacht Nazi di negara asalnya, Austria, dan menyebut Trump sebagai "pemimpin yang gagal" yang "akan tercatat dalam sejarah sebagai presiden terburuk yang pernah ada."
Pada hari Rabu, dia mengatakan tidak "menyukai kedua partai saat ini."
"Partai Republik saya telah melupakan keindahan pasar bebas, meningkatkan defisit, dan menolak hasil pemilu," katanya.
"Partai Demokrat tidak lebih baik dalam menangani defisit, dan saya khawatir kebijakan lokal mereka akan merugikan kota-kota kita dengan meningkatnya kejahatan," imbuh dia.
"Namun, memilih Trump akan hanya menjadi omong kosong selama empat tahun lagi tanpa hasil yang membuat kita semakin marah, semakin terpecah belah, dan semakin penuh kebencian," katanya.
"Pilihlah minggu ini," pintanya. "Balik halaman dan tinggalkan semua sampah ini di belakang kita."
Menjadi ironi dari politisi Partai Republik, langkah Schwarzenegger juga telah "membuka halaman" pada perpecahan di kubu calon presiden dari Partai Republik; Donald Trump.
Mantan binaragawan berusia 77 tahun itu mengatakan bahwa meskipun dia memiliki masalah dengan kedua partai besar, retorika Trump yang menyebut Amerika Serikat sebagai "tong sampah bagi dunia" telah membuatnya "geram".
Dengan hanya beberapa hari menjelang pemilu 5 November, Schwarzenegger menjadi yang terbaru dari puluhan mantan pejabat Republik terkemuka—termasuk mantan wakil presiden Dick Cheney—yang justru mendukung Kamala Harris ketimbang Donald Trump.
"Bagi seseorang seperti saya yang berbicara dengan orang-orang di seluruh dunia dan masih tahu bahwa Amerika adalah kota yang bersinar di atas bukit, menyebut Amerika tong sampah bagi dunia sangat tidak patriotik, itu membuat saya geram," kata aktor tersebut, seperti dikutip AFP, Kamis (31/10/2024).
"Saya akan selalu menjadi warga Amerika sebelum menjadi Republikan. Itulah sebabnya, minggu ini, saya memilih Kamala Harris dan Tim Walz," lanjut dia dalam sebuah posting di X.
Sejak meninggalkan jabatan pada tahun 2011 setelah dua periode menjabat sebagai gubernur negara bagian AS yang paling padat penduduknya, Schwarzenegger telah memperjuangkan isu lingkungan, usaha kecil, dan reformasi imigrasi.
Setelah penyerbuan pada 6 Januari 2021 di Gedung Capitol AS oleh segerombolan pendukung Trump, Schwarzenegger menyamakan serangan itu dengan kerusuhan Kristallnacht Nazi di negara asalnya, Austria, dan menyebut Trump sebagai "pemimpin yang gagal" yang "akan tercatat dalam sejarah sebagai presiden terburuk yang pernah ada."
Pada hari Rabu, dia mengatakan tidak "menyukai kedua partai saat ini."
"Partai Republik saya telah melupakan keindahan pasar bebas, meningkatkan defisit, dan menolak hasil pemilu," katanya.
"Partai Demokrat tidak lebih baik dalam menangani defisit, dan saya khawatir kebijakan lokal mereka akan merugikan kota-kota kita dengan meningkatnya kejahatan," imbuh dia.
"Namun, memilih Trump akan hanya menjadi omong kosong selama empat tahun lagi tanpa hasil yang membuat kita semakin marah, semakin terpecah belah, dan semakin penuh kebencian," katanya.
"Pilihlah minggu ini," pintanya. "Balik halaman dan tinggalkan semua sampah ini di belakang kita."
(mas)