Pilpres Amerika Serikat, Antusiasme Masyarakat Berikan Suara Tinggi

Rabu, 04 November 2020 - 10:15 WIB
Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan Biden memimpin 51% melawan Trump dengan 43%. Namun,pertarungan sangat ketat masih terjadi di perebutan suara electoral di Arizona, Florida dan North Carolina.

Peningkatan partisipasi pemilih juga disebabkanpara pendukung Trump yang juga membanjiri pemungutan suara dini. Itu dikarenakan Trump selalu mengemborkan ketidakpercayaan terhadap pemilu, dan pelanggaran terhadap pemungutan suara dengan surat. Para pendukung Demokrat juga memberikan suara karena pemerintahan Trump memperlambat proses pengiriman surat suara dengan pos. (Baca juga: Infeksi Virus Corona di Eropa Capai 11 Juta)

Pemilu presiden kali ini juga paling agresif dalam sejarah politik AS. Pemilu tersebut juga dipenuhi dengan retorika dendam antara Trump dan Biden yang saling melontarkan ejekan sekaligus mengklaim lawan masing-masing tidak layak untuk memimpin dan dapat membawa AS dalam kehancuran.

Selama akhir pekan, beberapa ketegangan meningkat ketika ribuan pendukung Trump secara agresif berunjuk rasa dan berdemonstrasi di seluruh wilayah. Saling tekan terjadi dalam satu kasus memaksa bus kampanye Biden untuk keluar dari jalan tol di Texas dengan iring-iringan kendaraan berbendera Trump, termasuk menghambat lalu lintas di New Jersey Parkway.

Pemilu kali ini juga disebut sebagai pemilu yang melibatkan generasi milenial. Pemilu kali ini bukan pemilu presiden semata, tetapi pemilu untuk memiliki anggot Senat, DPR dan anggota parlemen di negara bagian. (Baca juga: Trump Menang Lawan Biden, Pasar Saham RI Ambrol)

Pada pemilu 2020, Millennial Action Project (MAP), sebuah organisasi yang melacak kaum muda yang mencalonkan diri untuk jabatan di seluruh negeri, jumlah orang di bawah 45 tahun yang mencalonkan diri tahun ini mencapai rekor. “Ini mengejutkan kami, karena dari 2018 hingga 2020, kami telah melacak peningkatan 266% dalam jumlah orang yang mencalonkan diri,” kata Layla Zaidane, direktur eksekutif dan COO MAP kepada VOA. “Pada hari pemilihan, pada kartu suara, kita akan memiliki total 259 kandidat. Milenial yang mencalonkan diri hanya untuk kursi kongres,” tambahnya.

Ketertarikan generasi milenial masuk politik karena mereka ingin turut membentuk kebijakan yang akan mempengaruhi masa depan mereka. “Kenyataannya adalah bahwa konsekuensi dan dampak keputusan yang dibuat akan kita rasakan,” kata David Kim yang mencalonkan diri sebagai calon Demokrat untuk kursi DPRD dari dapil 34 di California, yang mencakup Los Angeles, kepada VOA. “Jadi, bukankah masuk akal untuk membuat undang-undang bagi masa depan kita?” tanyanya.

Terdapat tiga skenario mengenai pemilu presiden AS . Skenario itu dikarena pemilu AS memang cukup sulit diprediksi. Skenario yang paling popular adalah kemenangan Biden dengan mudah. Itu terwujud dalam hampir Sebagian besar jajak pendapat yang menyatakan kalau Biden sebagai pemenang pemilu presiden AS.

Skenario kedua adalah kemenangan mengejutkan bagi Trump. Hal itu sangat bisa terjadi. Kesuksesan Trump berada di negara bagian kunci yakni Pennsylvania dan Florida. Seperti di Pennsylvania di mana banyak pemilih kelas kerja kulit putih yang memiliki ikatan kuat dengan program kerja kandidat yang ditawarkan. (Lihat videonya: Pilpres Bagi Diaspora Indonesia di Amerika Serikat)

Skenario ketiga yakni kemenangan besar bagi Biden. Kemenangan itu pernah terjadi pada Ronald Reagan atas Jimmy Carter pada 1980 dan kemenangan George HW Bush di atas Michael Dukakis pada 1988. Itu bisa saja terjadi karena banyaknya warga yang memberikan suara lebih dini. (Andika H Mustaqim)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More