3 Sumber Dana Taliban untuk Perkuat Kekuasaan di Afghanistan, Salah Satunya Sumbangan
Selasa, 17 September 2024 - 15:20 WIB
Selain negara-negara di atas, beberapa pihak juga menuduh adanya sumbangan besar dari individu di negara Teluk seperti Arab Saudi hingga Qatar. Namun, praktik tersebut telah mereka bantah.
Taliban juga mengumpulkan dana dari perdagangan. Komoditi yang diperdagangkan berbagai macam, dari opium hingga hasil tambang.
Mengutip Reuters, pejabat PBB melaporkan bahwa Taliban kemungkinan memperoleh lebih dari USD400 juta antara tahun 2018-2019 dari perdagangan opium. Senada dengan itu, laporan Inspektur Jenderal Khusus AS untuk Afghanistan (SIGAR) pada Mei 2021 memperkirakan bahwa mereka memperoleh hingga 60% pendapatan tahunan dari narkotika ilegal.
Selain itu, Taliban juga ikut memanfaatkan penambangan sumber daya alam di pegunungan Afghanistan. Hal ini berupa bijih besi, marmer, tembaga, logam, dan lainnya.
Menurut Da Dabaro Comisyoon, Taliban memperoleh penghasilan USD400 juta per tahun dari sektor pertambangan. Sementara NATO memperkirakan angka tersebut lebih tinggi, yaitu USD464 juta.
Sebagaimana pemerintah di suatu negara, Taliban mengenakan pajak kepada masyarakat dan industri yang beroperasi di wilayah Afghanistan. Industri yang dikenakan pajak mencakup bidang pertambangan, media, telekomunikasi hingga proyek pembangunan yang didanai bantuan internasional.
Sejumlah laporan juga mencatat kelompok ini menerapkan pajak Islam tradisional yang disebut “ushr” atau sejenis bea masuk. Lalu, ada juga pajak kekayaan sebesar 2,5%.
Dalam sebuah kesempatan, Mullah Yaqoob, putra mendiang pemimpin spiritual Taliban Mullah Mohammad Omar, menyebut pendapatan pajak yang dianggap pemerasan itu bisa menghasilkan sekitar USD160 juta setiap tahunnya. Dana yang dihimpun itu juga nantinya masuk sebagai operasional untuk misi-misi Taliban ke depannya.
2. Perdagangan
Taliban juga mengumpulkan dana dari perdagangan. Komoditi yang diperdagangkan berbagai macam, dari opium hingga hasil tambang.
Mengutip Reuters, pejabat PBB melaporkan bahwa Taliban kemungkinan memperoleh lebih dari USD400 juta antara tahun 2018-2019 dari perdagangan opium. Senada dengan itu, laporan Inspektur Jenderal Khusus AS untuk Afghanistan (SIGAR) pada Mei 2021 memperkirakan bahwa mereka memperoleh hingga 60% pendapatan tahunan dari narkotika ilegal.
Selain itu, Taliban juga ikut memanfaatkan penambangan sumber daya alam di pegunungan Afghanistan. Hal ini berupa bijih besi, marmer, tembaga, logam, dan lainnya.
Menurut Da Dabaro Comisyoon, Taliban memperoleh penghasilan USD400 juta per tahun dari sektor pertambangan. Sementara NATO memperkirakan angka tersebut lebih tinggi, yaitu USD464 juta.
3. Pajak
Sebagaimana pemerintah di suatu negara, Taliban mengenakan pajak kepada masyarakat dan industri yang beroperasi di wilayah Afghanistan. Industri yang dikenakan pajak mencakup bidang pertambangan, media, telekomunikasi hingga proyek pembangunan yang didanai bantuan internasional.
Sejumlah laporan juga mencatat kelompok ini menerapkan pajak Islam tradisional yang disebut “ushr” atau sejenis bea masuk. Lalu, ada juga pajak kekayaan sebesar 2,5%.
Dalam sebuah kesempatan, Mullah Yaqoob, putra mendiang pemimpin spiritual Taliban Mullah Mohammad Omar, menyebut pendapatan pajak yang dianggap pemerasan itu bisa menghasilkan sekitar USD160 juta setiap tahunnya. Dana yang dihimpun itu juga nantinya masuk sebagai operasional untuk misi-misi Taliban ke depannya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda