Kengerian Pembantaian oleh Israel di Rafah: Anak Tanpa Kepala, Jasad-jasad Hangus

Selasa, 28 Mei 2024 - 09:04 WIB
Remaja tersebut mengatakan keluarganya berencana pindah ke kamp lain pada Senin pagi karena serangan Israel di Rafah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Namun mereka kehilangan uang akibat kebakaran tersebut, yang berarti mereka tidak bisa pergi ke mana pun saat ini dan tidak memiliki tenda untuk berlindung.

“Mereka bilang ini adalah zona aman,” tutur Abo Sebah kepada MEE. “Pendudukan ini sangat tercela dan kriminal.”

Penghancuran, Mayat, dan Pembunuhan



Militer Israel mengatakan mereka menggunakan “amunisi tepat” dalam serangan itu, yang diduga membunuh dua anggota sayap bersenjata Hamas.

Rezim penjajah Israel menambahkan insiden tersebut “sedang ditinjau” dan mereka menyesalkan “segala kerugian yang menimpa non-kombatan selama perang”.

Abo Sebah, yang melarikan diri dari Gaza tengah ke perkemahan ini pada bulan Januari, mengatakan dia tidak mempercayai klaim Israel.

“Apa lagi yang Anda harapkan dari mereka?” ujar dia memberitahu MEE.

“Kami belum pernah melihat adanya pejuang perlawanan di sini. Para pejuang berada di zona tempur di Rafah timur,” ungkap dia.

“Israel hanya mengatakan hal ini untuk membenarkan tindakan mereka. Mereka ingin membunuh rakyat Palestina, mengusir mereka secara paksa, dan menghancurkan rumah mereka,” papar dia.

Abo Sebah kehilangan rumahnya pada bulan November ketika rumahnya dibom pesawat tempur Israel dalam serangan yang menewaskan dua putranya, putrinya, dan bayinya yang berusia dua tahun.

Dia datang ke Rafah untuk mencari keselamatan, ketika Israel meminta warga Palestina untuk datang ke kota di selatan pada awal perang untuk menghindari daerah berbahaya di tempat lain.

“Tidak ada tempat yang aman di sini. Tidak ada yang selamat. Bahkan orang mati yang terkubur di bawah tanah pun tidak selamat,” ujar Abo Sebah.

“Penghancuran, mayat, dan pembunuhan. Inilah hidup kami,” tutur dia.

Murka Dunia untuk Israel



Pemboman tersebut memicu kecaman global terhadap Israel. Beberapa negara Arab mengecamnya, termasuk Yordania, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar.

Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, menyebutnya “mengerikan”.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Serangan-serangan ini harus segera dihentikan,” tegas dia di platform media sosial X.

Senada dengan itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia “marah” dengan serangan tersebut.

“Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina,” ungkap dia di X.

Pembantaian itu terjadi dua hari setelah Mahkamah Internasional memutuskan Israel harus menghentikan serangannya di Rafah dalam kasus yang sedang berlangsung yang menuduh Israel melakukan genosida dalam perangnya di Gaza.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More