Mohammad Khatami: 60% Rakyat Iran Abstain pada Pemilu Sinyal Kemarahan Mayoritas

Kamis, 04 Juli 2024 - 09:25 WIB
loading...
Mohammad Khatami: 60% Rakyat Iran Abstain pada Pemilu Sinyal Kemarahan Mayoritas
Mohammad Khatami menuding rakyat Iran sedang mengalami kemarahan mayoritas. Foto/AP
A A A
TEHERAN - Mantan presiden Iran berhaluan reformis Mohammad Khatami menyebut pemilu Iran baru-baru ini “belum pernah terjadi sebelumnya."

Khatami mencatat bahwa lebih dari 60% warga Iran abstain dalam pemilu, yang menurutnya menunjukkan kemarahan yang meluas di kalangan masyarakat.

Dalam pemilihan presiden mendatang, kelompok garis keras Saeed Jalili dan reformis Masoud Pezeshkian bersaing untuk memobilisasi jutaan pemilih pada hari Jumat, meskipun ada sikap apatis terhadap pemilu yang dikontrol ketat tersebut.

Lebih dari 60% pemilih tidak berpartisipasi dalam pemilu 28 Juni untuk menggantikan mendiang Presiden Ebrahim Raisi, yang tewas dalam kecelakaan helikopter. Rekor jumlah pemilih yang rendah ini dipandang oleh para kritikus sebagai tanda ketidakpercayaan terhadap Iran.

Reuters memperkirakan persaingan ketat pada hari Jumat antara Pezeshkian, satu-satunya kandidat reformis dari putaran pertama, dan Jalili, perwakilan Pemimpin Tertinggi di Dewan Keamanan Nasional dan mantan anggota Garda Revolusi saat ini.

Para kandidat mempromosikan agenda yang sangat berbeda untuk menarik pemilih. Jalili menganjurkan kebijakan dalam dan luar negeri yang ketat, sementara Pezeshkian menyerukan lebih banyak kebebasan sosial dan politik.

Keduanya berjanji untuk menghidupkan kembali perekonomian Iran yang terpuruk akibat salah urus, korupsi, dan sanksi sejak tahun 2018 akibat program nuklir Iran.



Pihak berwenang yang berkuasa mengupayakan jumlah pemilih yang tinggi untuk mempertahankan legitimasi di tengah tekanan Barat atas kemajuan nuklir Iran dan ketegangan regional seperti konflik Israel-Hamas.

Jumlah pemilih di Iran telah menurun, mencapai angka terendah yaitu 41% pada pemilu parlemen bulan Maret lalu. Pada tahun 2021, Raisi terpilih dengan jumlah pemilih 49% setelah mendiskualifikasi banyak kandidat berpengalaman.

Khatami juga mendesak para pemimpin untuk memperhatikan ketidakpuasan pemilih, dan menekankan bahwa memilih sebagai hak nasional dan pernyataan politik. Dia mendukung Pezeshkian, dengan alasan integritasnya sebagai mantan menteri kesehatan.

Khatami lebih lanjut mendesak masyarakat Iran untuk memilih antara jalur Jalili, yang dianggap meremehkan hak asasi manusia dan memperburuk kemiskinan, dan jalur Pezeshkian, yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan dan memenuhi kebutuhan warga negara.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1309 seconds (0.1#10.140)
pixels