Kedua Negara Tegang, Panglima Militer Pakistan Sambangi Arab Saudi

Rabu, 19 Agustus 2020 - 00:11 WIB
Qureshi memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan saluran berita lokal bahwa jika OKI gagal memenuhi harapan Pakistan, dia akan dipaksa untuk meminta Perdana Menteri Imran Khan, "Untuk mengadakan pertemuan negara-negara Islam yang siap untuk berdiri bersama kami dalam masalah Kashmir dan mendukung orang-orang Kashmir yang tertindas."

Sehari kemudian, Kementerian Luar Negeri Pakistan dengan keras membela pernyataan Qureshi, dan menepis anggapan bahwa itu hanya ledakan emosi belaka.

"Pakistan dan rakyatnya memiliki lebih banyak harapan dari OKI daripada dari organisasi internasional lainnya karena hubungan kami yang mengakar dan persaudaraan dengan negara-negara anggota OKI dan OKI itu sendiri," kata kementerian tersebut.

Pernyataan Qureshi memicu serangkaian artikel di media dalam dan luar negeri yang mengklaim bahwa mereka telah mengecewakan Saudi dan Riyadh sedang mempertimbangkan untuk menangguhkan dukungan ekonomi kepada Pakistan.

Pada Februari 2019, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengunjungi Pakistan dan menandatangani paket bantuan ekonomi darurat senilai USD6,2 miliar, termasuk fasilitas kredit minyak senilai USD3,2 miliar, untuk pemerintah Khan yang baru terpilih untuk membantu mengatasi krisis neraca pembayaran.

Uni Emirat Arab, sekutu setia Riyadh, juga memberikan paket bantuan serupa. Arab Saudi adalah salah satu kreditor terbesar dan sumber pengiriman uang terbesar ke negara Asia Selatan yang kekurangan uang.

Namun, setelah ketegangan diplomatik baru-baru ini, Saudi dilaporkan telah memaksa Islamabad untuk membayar kembali USD1 miliar, meskipun sekutu dekatnya China dengan cepat bertindak dan memberikan USD1 miliar kepada Pakistan untuk menutupi kekurangan tersebut.

Riyadh sejauh ini belum mengomentari tindakan atau spekulasi yang dilaporkan bahwa pihaknya berencana untuk menarik USD1 miliar lagi dari paket bantuan dan mungkin tidak memperpanjang.
(min)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More