7 Brigade Palestina yang Siap Membantai Tentara Israel dalam Perang Rafah
Senin, 06 Mei 2024 - 19:40 WIB
Selama Intifada Kedua, Brigade melanjutkan operasi pengeboman mereka dan berhasil menculik tentara Israel Gilad Shalit pada tahun 2006, yang mengarah pada kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel pada tahun 2011.
Pada tahun 2007, Qassam mengambil kendali militer atas Jalur Gaza setelah bentrokan dengan pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA).
Selama bertahun-tahun Intifada, Brigade tersebut bereksperimen dengan meluncurkan roket primitif ke Israel, yang oleh para pejabat Palestina digambarkan sebagai 'sia-sia'.
Namun, pada awal tahun 2009, mereka mengejutkan Israel dengan meluncurkan roket 'Grad' yang mampu menjangkau jarak sekitar 50 kilometer.
Brigade Qassam diperkirakan memiliki sekitar 30.000 pejuang, yang dikenal dengan organisasi hierarkis, pasukan elit, dan unit khusus untuk terowongan, produksi militer, dan intelijen.
Terowongan tersebut telah menjadi perhatian besar bagi militer Israel. Pada tahun 2014, Brigade berhasil menyembunyikan dua tentara Israel setelah menangkap mereka di Gaza. Nasib mereka masih belum diketahui.
Brigade Qassam pertama kali menggunakan rudal Fajr buatan Iran untuk menyerang Tel Aviv pada tahun 2012 sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin senior mereka, Ahmed Jabari.
Sejak saat itu, mereka telah mengembangkan drone dan sejumlah rudal yang terus mengejutkan Israel dalam konflik-konflik berikutnya, termasuk perang tahun 2014 dan pertempuran “Pedang Yerusalem” tahun 2021.
Pemimpin terkemuka Brigade Qassam, seperti Yahya Ayyash, Imad Aqel, Salah Shehadeh, dan Ahmed Jabari, telah dibunuh oleh Israel.
Pemimpin Al-Qassam dan orang nomor satu yang dicari Israel, Mohammed Deif, selamat dari berbagai upaya pembunuhan selama 30 tahun terakhir.
Pada tahun 2007, Qassam mengambil kendali militer atas Jalur Gaza setelah bentrokan dengan pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA).
Selama bertahun-tahun Intifada, Brigade tersebut bereksperimen dengan meluncurkan roket primitif ke Israel, yang oleh para pejabat Palestina digambarkan sebagai 'sia-sia'.
Namun, pada awal tahun 2009, mereka mengejutkan Israel dengan meluncurkan roket 'Grad' yang mampu menjangkau jarak sekitar 50 kilometer.
Brigade Qassam diperkirakan memiliki sekitar 30.000 pejuang, yang dikenal dengan organisasi hierarkis, pasukan elit, dan unit khusus untuk terowongan, produksi militer, dan intelijen.
Terowongan tersebut telah menjadi perhatian besar bagi militer Israel. Pada tahun 2014, Brigade berhasil menyembunyikan dua tentara Israel setelah menangkap mereka di Gaza. Nasib mereka masih belum diketahui.
Brigade Qassam pertama kali menggunakan rudal Fajr buatan Iran untuk menyerang Tel Aviv pada tahun 2012 sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin senior mereka, Ahmed Jabari.
Sejak saat itu, mereka telah mengembangkan drone dan sejumlah rudal yang terus mengejutkan Israel dalam konflik-konflik berikutnya, termasuk perang tahun 2014 dan pertempuran “Pedang Yerusalem” tahun 2021.
Pemimpin terkemuka Brigade Qassam, seperti Yahya Ayyash, Imad Aqel, Salah Shehadeh, dan Ahmed Jabari, telah dibunuh oleh Israel.
Pemimpin Al-Qassam dan orang nomor satu yang dicari Israel, Mohammed Deif, selamat dari berbagai upaya pembunuhan selama 30 tahun terakhir.
tulis komentar anda