Berjalan Satu Dekade, Proyek CPEC China Pakistan Diwarnai Beragam Masalah
Senin, 06 November 2023 - 15:12 WIB
Risalah pertemuan JCC menyatakan bahwa terdapat "tantangan yang dihadapi kedua belah pihak dalam memperdalam hubungan ekonomi."
Ketertarikan China terhadap pelabuhan Gwadar muncul dari pengembangan koridor alternatif yang akan menghubungkan pelabuhan laut Arab ke Xinjiang di seluruh Pakistan.
Pada tahun 2017, China Overseas Port Holding Company (COPHC) mengakuisisi pengoperasian pelabuhan Gwadar dengan sewa selama 40 tahun yang menjadikan China sebagai operator sekaligus pengembang.
Meski secara konseptual hal ini masuk akal, serangan yang sering dilakukan oleh pemberontak Baloch yang menargetkan infrastruktur koridor, khususnya milik China, telah menjadikan penyelesaian dan pengoperasian di sepanjang rute tersebut sebagai usulan yang tidak realistis.
Penolakan mereka berasal dari kenyataan bahwa proyek-proyek CPEC sebagian besar telah memberikan manfaat bagi provinsi-provinsi yang sudah lebih maju. Warga negara China yang bekerja pada proyek CPEC telah menjadi sasaran tidak hanya oleh pemberontak Baloch di provinsi selatan, Gwadar dan Karachi, namun juga oleh Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM) dan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) di dekat proyek pembangkit listrik tenaga air Dasu di Kohistan Atas.
Bahkan pada forum BRI baru-baru ini di Beijing, Presiden Xi Jinping menyerukan keamanan untuk kepentingan China. "Kami berharap pihak Pakistan akan menjamin keselamatan institusi dan personel Tiongkok di Pakistan," ucapnya.
Hal ini terlepas dari fakta bahwa pasukan khusus berkekuatan 10.000 orang untuk melindungi pekerja China telah dibentuk di Pakistan. Untuk saat ini, pelabuhan Gwadar masih belum berkembang menjadi pelabuhan maritim yang beroperasi penuh. Hal ini juga gagal meningkatkan taraf hidup orang-orang yang menduduki wilayah tersebut.
Di Pakistan terdapat tuntutan dari berbagai provinsi agar mendapat bagian yang lebih besar dalam proyek-proyek CPEC. Di waktu bersamaan, proyek infrastruktur yang didanai China juga menimbulkan keraguan di kalangan politikus.
Mengangkat kekhawatiran mengenai kedaulatan, Senator Tahir Mashhadi berkomentar bahwa dengan inisiatif China, "East India Company lainnya akan segera terbentuk; dan kepentingan nasional tidak terlindungi."
Ketertarikan China terhadap pelabuhan Gwadar muncul dari pengembangan koridor alternatif yang akan menghubungkan pelabuhan laut Arab ke Xinjiang di seluruh Pakistan.
Pada tahun 2017, China Overseas Port Holding Company (COPHC) mengakuisisi pengoperasian pelabuhan Gwadar dengan sewa selama 40 tahun yang menjadikan China sebagai operator sekaligus pengembang.
Meski secara konseptual hal ini masuk akal, serangan yang sering dilakukan oleh pemberontak Baloch yang menargetkan infrastruktur koridor, khususnya milik China, telah menjadikan penyelesaian dan pengoperasian di sepanjang rute tersebut sebagai usulan yang tidak realistis.
Penolakan mereka berasal dari kenyataan bahwa proyek-proyek CPEC sebagian besar telah memberikan manfaat bagi provinsi-provinsi yang sudah lebih maju. Warga negara China yang bekerja pada proyek CPEC telah menjadi sasaran tidak hanya oleh pemberontak Baloch di provinsi selatan, Gwadar dan Karachi, namun juga oleh Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM) dan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) di dekat proyek pembangkit listrik tenaga air Dasu di Kohistan Atas.
Bahkan pada forum BRI baru-baru ini di Beijing, Presiden Xi Jinping menyerukan keamanan untuk kepentingan China. "Kami berharap pihak Pakistan akan menjamin keselamatan institusi dan personel Tiongkok di Pakistan," ucapnya.
Hal ini terlepas dari fakta bahwa pasukan khusus berkekuatan 10.000 orang untuk melindungi pekerja China telah dibentuk di Pakistan. Untuk saat ini, pelabuhan Gwadar masih belum berkembang menjadi pelabuhan maritim yang beroperasi penuh. Hal ini juga gagal meningkatkan taraf hidup orang-orang yang menduduki wilayah tersebut.
Ketidakjelasan CPEC
Di Pakistan terdapat tuntutan dari berbagai provinsi agar mendapat bagian yang lebih besar dalam proyek-proyek CPEC. Di waktu bersamaan, proyek infrastruktur yang didanai China juga menimbulkan keraguan di kalangan politikus.
Mengangkat kekhawatiran mengenai kedaulatan, Senator Tahir Mashhadi berkomentar bahwa dengan inisiatif China, "East India Company lainnya akan segera terbentuk; dan kepentingan nasional tidak terlindungi."
tulis komentar anda