Kepolisian Israel Menyelidiki Istri Netanyahu atas Tuduhan Menghalangi Keadilan
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Kepolisian Israel akan menyelidiki Sara Netanyahu, istri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, atas tuduhan "menghalangi keadilan," menurut laporan media Israel pada hari Jumat (27/12/2024).
Perusahaan Penyiaran Publik Israel melaporkan polisi berencana memulai penyelidikan terhadap Sara Netanyahu atas tuduhan melecehkan seorang saksi dan mengganggu jalannya peradilan.
Langkah tersebut dilakukan setelah laporan investigasi terbaru yang ditayangkan di program Uvda Channel 12 menyajikan bukti yang menunjukkan keterlibatan Sara Netanyahu dalam mengorganisasi protes terhadap jaksa penuntut dalam persidangan suaminya, Liat Ben-Ari, dan terhadap salah satu saksi, Hadas Klein.
Jaksa Agung Israel Amit Aisman dan penasihat hukum pemerintah, Gali Baharav-Miara, mengeluarkan pernyataan pada Kamis malam yang mengonfirmasi polisi telah diinstruksikan melanjutkan penyelidikan setelah siaran tersebut.
Laporan tersebut menunjukkan Sara Netanyahu mungkin akan dipanggil untuk diinterogasi atau memberikan kesaksian dalam kasus tersebut.
Keputusan ini menuai kritik keras dari sejumlah pejabat pemerintah Israel, termasuk Menteri Kehakiman Yariv Levin, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, dan Ketua Knesset Amir Ohana.
Mereka menuduh Baharav-Miara menerapkan hukum secara selektif karena alasan politik, dan menyebutnya sebagai "kejahatan".
Perkembangan ini terjadi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu muncul di pengadilan untuk keenam kalinya pada hari Selasa untuk menanggapi tuduhan korupsi.
Netanyahu mulai bersaksi pada bulan Desember 2023 terkait tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan, yang menandai kesaksian pertamanya sejak dituduh pada tahun 2019.
Proses hukum terhadap Netanyahu dimulai pada tahun 2020 dan masih berlangsung, dengan Netanyahu menyangkal semua tuduhan dan mengklaim kasus tersebut merupakan bagian dari kampanye politik untuk menyingkirkannya dari jabatan.
Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Perusahaan Penyiaran Publik Israel melaporkan polisi berencana memulai penyelidikan terhadap Sara Netanyahu atas tuduhan melecehkan seorang saksi dan mengganggu jalannya peradilan.
Langkah tersebut dilakukan setelah laporan investigasi terbaru yang ditayangkan di program Uvda Channel 12 menyajikan bukti yang menunjukkan keterlibatan Sara Netanyahu dalam mengorganisasi protes terhadap jaksa penuntut dalam persidangan suaminya, Liat Ben-Ari, dan terhadap salah satu saksi, Hadas Klein.
Jaksa Agung Israel Amit Aisman dan penasihat hukum pemerintah, Gali Baharav-Miara, mengeluarkan pernyataan pada Kamis malam yang mengonfirmasi polisi telah diinstruksikan melanjutkan penyelidikan setelah siaran tersebut.
Laporan tersebut menunjukkan Sara Netanyahu mungkin akan dipanggil untuk diinterogasi atau memberikan kesaksian dalam kasus tersebut.
Keputusan ini menuai kritik keras dari sejumlah pejabat pemerintah Israel, termasuk Menteri Kehakiman Yariv Levin, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, dan Ketua Knesset Amir Ohana.
Mereka menuduh Baharav-Miara menerapkan hukum secara selektif karena alasan politik, dan menyebutnya sebagai "kejahatan".
Perkembangan ini terjadi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu muncul di pengadilan untuk keenam kalinya pada hari Selasa untuk menanggapi tuduhan korupsi.
Netanyahu mulai bersaksi pada bulan Desember 2023 terkait tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan, yang menandai kesaksian pertamanya sejak dituduh pada tahun 2019.
Proses hukum terhadap Netanyahu dimulai pada tahun 2020 dan masih berlangsung, dengan Netanyahu menyangkal semua tuduhan dan mengklaim kasus tersebut merupakan bagian dari kampanye politik untuk menyingkirkannya dari jabatan.
Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga
(sya)