4 Dilema Mesir saat Menerima Pengungzi Gaza, Salah Satunya Penghapusan Utang Senilai Rp2.535 Triliun
Jum'at, 03 November 2023 - 06:06 WIB
“Sangat dapat dimengerti mengapa masyarakat Mesir dan Palestina takut akan adanya pemimpin Israel yang berusaha mengusir warga Palestina dari Gaza secara paksa dan permanen,” kata Timothy Kaldas, pakar ekonomi politik Mesir di Institut Tahrir untuk Kebijakan Timur Tengah.
Dia menambahkan bahwa warga Palestina masih harus diberikan hak untuk mencari suaka di negara-negara tetangga, sebuah perlindungan yang tidak diberikan oleh Mesir dan Israel.
“Warga Palestina masih mempunyai pilihan – dan saya menekankan pilihan tersebut – untuk pindah ke Sinai dan mencari tempat yang aman. Mereka tidak boleh dipaksa menjadi sasaran pemboman tanpa pandang bulu di Gaza,” kata Kaldas kepada Al Jazeera.
Foto/Reuters
Mayoritas warga Palestina diusir dari tanah air mereka pada tahun 1948 selama pembentukan negara Israel – sebuah peristiwa yang mereka sebut sebagai Nakba, atau “bencana”.
Kebanyakan orang di Gaza saat ini adalah anak atau cucu dari mereka yang mengungsi selama Nakba. Mereka kini berisiko tercabut kembali secara permanen, yang merupakan kejahatan perang menurut hukum internasional.
Pertanyaan tentang hak-hak warga Palestina selalu menjadi isu populer di Mesir, menurut Okeil. Jika el-Sisi menyetujui tekanan untuk menyerap populasi Gaza, ia dapat memicu kemarahan dan protes yang meluas.
“Ongkos politiknya [untuk membantu pengungsian warga Palestina] bisa jadi adalah kepresidenan el-Sisi,” kata Okail kepada Al Jazeera.
Dia menambahkan bahwa warga Palestina masih harus diberikan hak untuk mencari suaka di negara-negara tetangga, sebuah perlindungan yang tidak diberikan oleh Mesir dan Israel.
“Warga Palestina masih mempunyai pilihan – dan saya menekankan pilihan tersebut – untuk pindah ke Sinai dan mencari tempat yang aman. Mereka tidak boleh dipaksa menjadi sasaran pemboman tanpa pandang bulu di Gaza,” kata Kaldas kepada Al Jazeera.
2. Biaya Politik yang Tinggi
Foto/Reuters
Mayoritas warga Palestina diusir dari tanah air mereka pada tahun 1948 selama pembentukan negara Israel – sebuah peristiwa yang mereka sebut sebagai Nakba, atau “bencana”.
Kebanyakan orang di Gaza saat ini adalah anak atau cucu dari mereka yang mengungsi selama Nakba. Mereka kini berisiko tercabut kembali secara permanen, yang merupakan kejahatan perang menurut hukum internasional.
Pertanyaan tentang hak-hak warga Palestina selalu menjadi isu populer di Mesir, menurut Okeil. Jika el-Sisi menyetujui tekanan untuk menyerap populasi Gaza, ia dapat memicu kemarahan dan protes yang meluas.
“Ongkos politiknya [untuk membantu pengungsian warga Palestina] bisa jadi adalah kepresidenan el-Sisi,” kata Okail kepada Al Jazeera.
tulis komentar anda