Iran Serukan Negara-Negara Islam dan Arab Bersatu Melawan Israel
Jum'at, 20 Oktober 2023 - 10:21 WIB
Sejauh ini, belum ada keputusan yang diumumkan mengenai proposal tersebut.
Namun Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dijadwalkan mengunjungi negara-negara kawasan, termasuk Irak pada hari Kamis dan kemudian Lebanon untuk mempromosikan inisiatif Teheran.
Dia juga berbicara dengan mitranya dari Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed Al-Nahyan melalui telepon, mengatakan; "Berlanjutnya serangan dan pengepungan di Gaza adalah contoh hukuman kolektif dan kejahatan perang sistematis terhadap kemanusiaan."
Sebagai negara non-Arab, Iran dikecualikan dari beberapa organisasi penting di Timur Tengah, seperti Liga Arab yang bertemu Rabu di Kairo.
Berbeda dengan Iran, yang tidak mengakui Israel dan menjadikan dukungan terhadap Palestina sebagai inti kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979, beberapa negara Arab sangat ingin meningkatkan hubungan dengan Israel.
Beberapa harian Iran pada hari Kamis memuat gambar kehancuran yang disebabkan oleh pengeboman Israel di wilayah kantong Palestina yang dihuni oleh lebih dari 2,4 juta orang.
Namun, mereka tidak menyebutkan lebih 1.400 warga Israel yang terbunuh dan ratusan lainnya ditawan melintasi perbatasan oleh kelompok Hamas.
Meskipun negara-negara Barat tidak menuduh Teheran terlibat langsung dalam serangan Hamas terhadap Israel, beberapa negara mengatakan dukungan jangka panjang yang diberikan Iran kepada Hamas memungkinkan kelompok tersebut melakukan serangannya.
“Sejauh ini, kami tidak memiliki bukti nyata bahwa Iran memberikan dukungan konkrit dan operasional terhadap serangan pengecut ini,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Kamis merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel.
“Tetapi jelas bagi kita semua bahwa tanpa dukungan Iran selama beberapa tahun terakhir, Hamas tidak akan mampu melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Israel,” ujarnya.
Namun Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dijadwalkan mengunjungi negara-negara kawasan, termasuk Irak pada hari Kamis dan kemudian Lebanon untuk mempromosikan inisiatif Teheran.
Dia juga berbicara dengan mitranya dari Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed Al-Nahyan melalui telepon, mengatakan; "Berlanjutnya serangan dan pengepungan di Gaza adalah contoh hukuman kolektif dan kejahatan perang sistematis terhadap kemanusiaan."
Sebagai negara non-Arab, Iran dikecualikan dari beberapa organisasi penting di Timur Tengah, seperti Liga Arab yang bertemu Rabu di Kairo.
Berbeda dengan Iran, yang tidak mengakui Israel dan menjadikan dukungan terhadap Palestina sebagai inti kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979, beberapa negara Arab sangat ingin meningkatkan hubungan dengan Israel.
Beberapa harian Iran pada hari Kamis memuat gambar kehancuran yang disebabkan oleh pengeboman Israel di wilayah kantong Palestina yang dihuni oleh lebih dari 2,4 juta orang.
Namun, mereka tidak menyebutkan lebih 1.400 warga Israel yang terbunuh dan ratusan lainnya ditawan melintasi perbatasan oleh kelompok Hamas.
Meskipun negara-negara Barat tidak menuduh Teheran terlibat langsung dalam serangan Hamas terhadap Israel, beberapa negara mengatakan dukungan jangka panjang yang diberikan Iran kepada Hamas memungkinkan kelompok tersebut melakukan serangannya.
“Sejauh ini, kami tidak memiliki bukti nyata bahwa Iran memberikan dukungan konkrit dan operasional terhadap serangan pengecut ini,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Kamis merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel.
“Tetapi jelas bagi kita semua bahwa tanpa dukungan Iran selama beberapa tahun terakhir, Hamas tidak akan mampu melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Israel,” ujarnya.
tulis komentar anda