Kesal, Penasihat Zelensky: Potensi Intelektual China dan India Rendah!
Rabu, 13 September 2023 - 20:13 WIB
KIEV - Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky , Mykhailo Podolyak, mengecam keputusan China dan India yang menolak mendukungKiev dalam konfliknya dengan Rusia . Menurutnya, mereka yang memimpin India dan China tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi konsekuensi jangka panjang dari kebijakan mereka.
Podolyak menunjuk pada apa yang disebutnya sebagai masalah dunia modern, khususnya India dan China, dalam sebuah wawancara dengan media Ukraina.
“Masalahnya negara-negara ini adalah mereka tidak menganalisis konsekuensi dari tindakan mereka sendiri. Sayangnya negara-negara ini memiliki potensi intelektual yang rendah,” ujarnya seperti dikutip dari RT, Rabu (13/9/2023).
Podolyak berpendapat bahwa meskipun India memiliki program eksplorasi bulan, hal ini tidak berarti bahwa negara ini memahami apa sebenarnya dunia modern.
Pernyataan meremehkan tersebut merupakan konteks penolakan Beijing dan New Delhi untuk mendukung Kiev dalam konfliknya dengan Moskow. Podolyak mengeluh bahwa India, China, dan Turki mendapatkan keuntungan dari perang dengan mempertahankan perdagangan dengan Rusia.
“Secara teknis, hal ini demi kepentingan nasional mereka,” akunya, sebelum menyampaikan pandangannya tentang apa yang akan menguntungkan China dalam jangka panjang.
“China seharusnya tertarik pada hilangnya Rusia, karena Rusia adalah negara kuno yang menyeret China ke dalam konflik yang tidak perlu,” klaimnya.
“Sekarang mereka berkepentingan untuk menjauhkan diri dari Rusia sejauh mungkin, mengambil semua sumber daya yang dimilikinya, dan mengambil sebagian wilayah Rusia di bawah kendali sah mereka. Faktanya, mereka akan melakukan itu,” tambahnya.
Setelah wawancara tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mendesak Podolyak untuk mengklarifikasi pernyataannya, ketika ditanya tentang pernyataan tersebut dalam jumpa pers pada hari Rabu.
Podolyak mempunyai rekam jejak yang mengecam negara, organisasi dan tokoh masyarakat yang dianggap tidak cukup mendukung Kiev.
Salah satu target terbarunya adalah Paus Fransiskus, yang ia sebut sebagai “instrumen propaganda Rusia” yang terus mengurangi pengaruh Katolik hingga nol. Paus telah mendorong umat Katolik Rusia untuk menghargai warisan bersejarah negara mereka.
Pejabat Ukraina juga baru-baru ini mengecam Elon Musk, yang menurut Podolyak “memungkinkan melakukan kejahatan” dengan menolak permintaan Kiev untuk menggunakan sistem komunikasi Starlink miliknya buat meluncurkan serangan drone terhadap Armada Laut Hitam Rusia.
Podolyak menunjuk pada apa yang disebutnya sebagai masalah dunia modern, khususnya India dan China, dalam sebuah wawancara dengan media Ukraina.
“Masalahnya negara-negara ini adalah mereka tidak menganalisis konsekuensi dari tindakan mereka sendiri. Sayangnya negara-negara ini memiliki potensi intelektual yang rendah,” ujarnya seperti dikutip dari RT, Rabu (13/9/2023).
Podolyak berpendapat bahwa meskipun India memiliki program eksplorasi bulan, hal ini tidak berarti bahwa negara ini memahami apa sebenarnya dunia modern.
Baca Juga
Pernyataan meremehkan tersebut merupakan konteks penolakan Beijing dan New Delhi untuk mendukung Kiev dalam konfliknya dengan Moskow. Podolyak mengeluh bahwa India, China, dan Turki mendapatkan keuntungan dari perang dengan mempertahankan perdagangan dengan Rusia.
“Secara teknis, hal ini demi kepentingan nasional mereka,” akunya, sebelum menyampaikan pandangannya tentang apa yang akan menguntungkan China dalam jangka panjang.
“China seharusnya tertarik pada hilangnya Rusia, karena Rusia adalah negara kuno yang menyeret China ke dalam konflik yang tidak perlu,” klaimnya.
“Sekarang mereka berkepentingan untuk menjauhkan diri dari Rusia sejauh mungkin, mengambil semua sumber daya yang dimilikinya, dan mengambil sebagian wilayah Rusia di bawah kendali sah mereka. Faktanya, mereka akan melakukan itu,” tambahnya.
Baca Juga
Setelah wawancara tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mendesak Podolyak untuk mengklarifikasi pernyataannya, ketika ditanya tentang pernyataan tersebut dalam jumpa pers pada hari Rabu.
Podolyak mempunyai rekam jejak yang mengecam negara, organisasi dan tokoh masyarakat yang dianggap tidak cukup mendukung Kiev.
Salah satu target terbarunya adalah Paus Fransiskus, yang ia sebut sebagai “instrumen propaganda Rusia” yang terus mengurangi pengaruh Katolik hingga nol. Paus telah mendorong umat Katolik Rusia untuk menghargai warisan bersejarah negara mereka.
Pejabat Ukraina juga baru-baru ini mengecam Elon Musk, yang menurut Podolyak “memungkinkan melakukan kejahatan” dengan menolak permintaan Kiev untuk menggunakan sistem komunikasi Starlink miliknya buat meluncurkan serangan drone terhadap Armada Laut Hitam Rusia.
(ian)
tulis komentar anda