Pengadilan Prancis Dukung Pelarangan Abaya di Sekolah
Minggu, 10 September 2023 - 11:37 WIB
Menjelang keputusan tersebut, Dewan Kepercayaan Muslim Prancis (CFCM), yang dibentuk untuk mewakili umat Islam di hadapan pemerintah, telah memperingatkan bahwa pelarangan abaya dapat menciptakan "risiko diskriminasi yang meningkat" dan mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk mengajukan pengaduannya ke Dewan Negara.
"Tidak adanya definisi yang jelas mengenai pakaian ini menciptakan ketidakjelasan dan ketidakpastian hukum”, katanya seperti dikutip dari New Arab, Minggu (10/9/2023).
Pengacara ADM, Vincent Brengarth, berpendapat selama persidangan bahwa abaya harus dianggap sebagai pakaian tradisional, bukan pakaian keagamaan.
Dia juga menuduh pemerintah Prancis mencari keuntungan politik dengan larangan tersebut.
Presiden ADM Sihem Zine mengatakan peraturan itu "seksis" karena hanya mengutamakan anak perempuan dan menargetkan orang Arab.
Namun Kementerian Pendidikan mengatakan abaya membuat pemakainya "langsung dikenali sebagai penganut agama Islam", dan karena itu bertentangan dengan budaya sekuler Prancis.
Sekolah-sekolah di Prancis memulangkan lusinan siswi karena menolak melepas abaya mereka – pakaian yang menutupi bahu hingga ujung kaki – pada hari pertama tahun ajaran pada hari Senin lalu.
Hampir 300 siswi menentang larangan tersebut, kata Menteri Pendidikan Gabriel Attal.
"Sebagian besar setuju untuk berganti pakaian tetapi 67 orang menolak dan dipulangkan," katanya.
"Tidak adanya definisi yang jelas mengenai pakaian ini menciptakan ketidakjelasan dan ketidakpastian hukum”, katanya seperti dikutip dari New Arab, Minggu (10/9/2023).
Pengacara ADM, Vincent Brengarth, berpendapat selama persidangan bahwa abaya harus dianggap sebagai pakaian tradisional, bukan pakaian keagamaan.
Dia juga menuduh pemerintah Prancis mencari keuntungan politik dengan larangan tersebut.
Presiden ADM Sihem Zine mengatakan peraturan itu "seksis" karena hanya mengutamakan anak perempuan dan menargetkan orang Arab.
Namun Kementerian Pendidikan mengatakan abaya membuat pemakainya "langsung dikenali sebagai penganut agama Islam", dan karena itu bertentangan dengan budaya sekuler Prancis.
Sekolah-sekolah di Prancis memulangkan lusinan siswi karena menolak melepas abaya mereka – pakaian yang menutupi bahu hingga ujung kaki – pada hari pertama tahun ajaran pada hari Senin lalu.
Hampir 300 siswi menentang larangan tersebut, kata Menteri Pendidikan Gabriel Attal.
"Sebagian besar setuju untuk berganti pakaian tetapi 67 orang menolak dan dipulangkan," katanya.
tulis komentar anda