Prancis Ungkap Israel Ingin Bebas Serang Lebanon Bahkan setelah Gencatan Senjata

Kamis, 14 November 2024 - 21:31 WIB
loading...
Prancis Ungkap Israel...
Pemandangan bangunan dan mobil yang rusak setelah serangan Israel di wilayah Dahieh di Beirut, Lebanon pada 13 November 2024. Foto/Houssam Shbaro/Anadolu Agency
A A A
PARIS - Pejabat Israel bersikeras mempertahankan kapasitas untuk menyerang Lebanon setiap saat sebagai bagian dari syarat untuk mengamankan gencatan senjata dengan Hizbullah, menurut Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot pada Rabu (13/11/2024).

Berbicara dalam sidang parlemen setelah mengadakan pembicaraan di Israel pekan lalu di Yerusalem, Jean-Noel Barrot mengatakan itu adalah syarat yang semakin disuarakan di antara pejabat Israel.

"Hari ini kita mendengar suara-suara di Israel yang menyerukan agar Israel mempertahankan kapasitas untuk menyerang setiap saat atau bahkan memasuki Lebanon, seperti halnya dengan tetangganya, Suriah," ujar Barrot, yang mengadakan pembicaraan dengan Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, dan Menteri Pertahanan yang baru, Israel Katz, pekan lalu.

"Itu tidak sesuai dengan kedaulatan negara yang kuat," ujar Barrot, mengacu pada upaya yang lebih luas untuk membantu memperkuat pemerintahan Lebanon.

Beberapa diplomat mengatakan hampir mustahil untuk membuat Hizbullah atau Lebanon menerima proposal apa pun yang menyertakan permintaan ini.

Tidak ada komentar langsung dari Israel tentang pernyataan tersebut. Menteri Pertahanannya, Israel Katz, mengatakan, "Kami tidak akan mengizinkan pengaturan apa pun yang tidak mencakup pencapaian tujuan perang dan terutama hak Israel untuk menegakkan dan bertindak sendiri terhadap aktivitas teroris apa pun."

Prancis, yang memiliki hubungan historis dengan Lebanon, telah berupaya memainkan peran dalam upaya mengamankan gencatan senjata di negara Timur Tengah tersebut.

Prancis telah bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) untuk mencoba menerapkan gencatan senjata sementara, tetapi pembicaraan tersebut terhenti pada akhir September.

Koordinasi antara Paris dan pemerintahan AS yang akan berakhir untuk mencapai gencatan senjata menjadi lebih rumit sejak saat itu, dengan Utusan AS Amos Hochstein yang berfokus pada usulannya sendiri.

Barrot mengatakan, “Tidak masuk akal bagi Prancis untuk memimpin inisiatif sendiri di Lebanon, mengingat Prancis membutuhkan Amerika Serikat untuk meyakinkan Israel, sama seperti tidak membantu Washington untuk melakukannya sendiri karena tidak akan memahami dinamika politik internal Lebanon dengan baik."

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1546 seconds (0.1#10.140)