7 Pemimpin Negara Berstatus LGBT, Nomor Terakhir Melahirkan Anak Laki-Laki

Kamis, 01 Juni 2023 - 10:08 WIB
PM Serbia Ana Brnabic merupakan pemimpin yang mengaku LGBT dan memiliki anak dari hubungan dengan pasangannya. Foto/Reuters
WASHINGTON - Di negara yang bebas, terutama Eropa, status orientasi seksual tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk menjadi pemimpin negara atau pemerintahan. Itulah menjadikan banyak pemimpin negara memiliki status LGBT baik gay atau pun lesbian.

Namun, LGBT tetap dipandang sebagai orientasi seksual yang menyimpang dan terlarang di negara tertentu. Hanya saja, di negara-negara di Eropa yang sudah memperbolehkan pernikahan sesama jenis juga memandang bahwa pemimpin gay tetap menjadi hal yang aneh.

Berikut adalah 7 pemimpin negara dan pemerintahan yang berstatus LGBT, baik gay atau pun lesbi.

1. Presiden Terpilih Latvia Edgars Rinkevics





Foto/Reuters

Parlemen Latvia memilih Edgars Rinkevics menjadi presiden. Sebelumnya Rinkevics telah lama menjabat sebagai menteri luar negeri dalam waktu yang lama.

Rinkevics akan mewakili Latvia, negara anggota Uni Eropa dan NATO, pada KTT NATO di Vilnius pada Juli.

Rinkevics, 49, mengambil peran seremonial sebagai presiden setelah menjabat sebagai menteri luar negeri Latvia sejak 2011.

Latvia menciptakan sejarah menjadi kepala negara gay pertama di Eropa.

Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Rinkevics mengaku dirinya merasa terhormat dan rendah hati telah terpilih. “Saya akan melakukan yang terbaik untuk melayani rakyat Latvia dengan baik. Saya berterima kasih kepada anggota parlemen atas kepercayaan mereka,” katanya.

Rinkevics secara terbuka keluar sebagai gay pada November 2014, mengunggah status di Twitter. "Saya dengan bangga mengumumkan bahwa saya gay… Semoga beruntung kalian semua."

Dalam tweet kedua pada saat itu, dia berbicara tentang meningkatkan status hukum hubungan sesama jenis, mengatakan bahwa Latvia perlu membuat kerangka hukum untuk semua jenis kemitraan. Dia menandatangani dengan tagar #Proudtobegay.

Sejak saat itu, pernikahan sesama jenis masih belum diakui di negara Eropa utara itu, tetapi perkawinan sipil telah dimungkinkan sejak tahun lalu. Dalam Peta dan Indeks Pelangi 2023 ILGA-Eropa, Latvia berada di peringkat ke-37 dari 49 negara Uni Eropa.



2. Presiden San Marino Paolo Rondelli





Foto/Forbes Argentina

San Marino menunjuk kepala negara gay pertama di dunia. Republik tertua di dunia telah memantapkan dirinya sebagai salah satu yang paling progresif setelah mengumumkan kepala negara gay pertama di dunia.

San Marino, negara menengah abad pertengahan yang di semua sisinya dikelilingi perbukitan Italia tengah, telah menunjuk Paolo Rondelli yang berusia 59 tahun sebagai kepala negaranya. Rondelli merupakan wakil di Dewan Agung dan Umum, parlemen San Marino. Dia pernah menjabat sebagai duta besar negara itu untuk AS selama sembilan tahun, berakhir pada 2016. Selain perannya dengan negara, Rondelli dikenal sebagai aktivis LGBT yang vokal.

San Marino didirikan pada 301 dan merupakan salah satu dari sedikit negara kota Eropa abad pertengahan yang bertahan hingga hari ini, bersama dengan Andorra, Liechtenstein, dan Monako. Negara itu adalah rumah bagi kurang dari 35.000 warga.

3. PM Irlandia Leo Varadkar



Foto/Reuters

Varadkar yang merupakan keturunan migran asal India terpilih sebagai Perdana Menteri Irlandia pada Juni 2017 silam. Itu menjadikan Varadkar putra imigran India itu sebagai perdana menteri gay pertama di negara yang dulunya penganut Katolik yang setia dan orang termuda yang memegang jabatan tersebut.

Meskipun mewarisi ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Eropa, Varadkar akan menghadapi tantangan langsung dalam bentuk keluarnya negara tetangga Inggris dari Uni Eropa, krisis politik di Irlandia Utara, dan krisis perumahan di dalam negeri.

“Kepemimpinan Enda Kenny memungkinkan saya untuk menjadi warga negara yang setara di negara saya sendiri dua tahun lalu dan bercita-cita memegang jabatan ini, sebuah aspirasi yang pernah saya pikir berada di luar jangkauan saya, setidaknya jika saya memilih untuk menjadi diri saya sendiri,” kata Varadkar dalam mengacu pada pemungutan suara Irlandia 2015 untuk melegalkan pernikahan gay.

“Pemerintahan yang saya pimpin tidak akan menjadi kiri atau kanan. Pemerintah yang saya pimpin akan menjadi salah satu pusat Eropa baru saat kami berusaha membangun Republik peluang, yaitu Republik di mana setiap warga negara mendapatkan hak yang adil dan di mana setiap bagian negara berdiri untuk berbagi kemakmuran kami.”

4. PM Luksemburg Xavier Bettel

PM Luksemburg Xavier Bettel menjadi pemimpin pertama di Uni Eropa yang menikah dengan pasangan sesama jenis. Acara itu digelar pada Mei 2015. Di Uni Eropa, menjadi adalah pemimpin pertama yang menikah dengan pasangan sesama jenis saat masih berkuasa.

Bettel menikahi pasangannya, Gauthier Destenay, dalam sebuah upacara pernikahan yang tertutup di Balai Kota Luksemburg. Pernikahan itu terjadi setelah pada Juni 2014 lalu parlemen negara tersebut meloloskan undang-undang yang memperbolehkan pasangan sesama jenis untuk menikah.

“Saya bisa saja menyembunyikan atau menekannya dan menjadi tidak bahagia sepanjang hidup. Namun, saya berkata dalam hati, jika kamu ingin menjadi politisi dan jujur dalam politik, kamu harus jujur dengan diri sendiri dan menerima diri kamu apa adanya,” kata Bettel.

5. PM Belgia Elio Di Rupo

Di Rupo dinobatkan sebagai Perdana Menteri Belgia yang baru, seorang gay, pada 6 Desember 2011 dan berkuasa hingga 11 October 2014.

Di Rupo adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang lahir dari imigran Italia. Ayahnya meninggal ketika dia berusia satu tahun dan beberapa kakaknya dibesarkan di panti asuhan terdekat.

Seorang siswa yang mahir, ia memperoleh gelar doktor kimia dari Mons, Belgia sebelum bekerja di University of Leeds, di Inggris pada akhir 1970-an.

Pada 1980-an ia bekerja sebagai atase pemimpin wilayah Wallonia Belgia, sebelum menjadi walikota Mons dan kemudian menjadi delegasi Parlemen Eropa.

Pada 2008, dia menggambarkan dirinya dalam sebuah wawancara sebagai "ateis, dan rasionalis". Dia juga mengatakan bahwa hidupnya adalah "dongeng".

Pada tahun 1996 ketika dia dituduh, secara salah, melakukan hubungan seks dengan laki-laki di bawah umur. Seorang jurnalis berkata: "Mereka mengatakan Anda adalah seorang homoseksual." Dia menjawab, “Ya, jadi apa?” Dalam wawancara dengan Van de Woestijne, Di Rupo menggambarkan para jurnalis "sangat terkejut sehingga mereka berhenti saling berdesak-desakan".



6. PM Islandia Johanna Siguroardottir



Foto/Reuters

Sigurdardottir menjabat sebagai Perdana Menteri Islandia dari 2009-2013 dan merupakan Perdana Menteri lesbi pertama di dunia. Sigurdardottir lahir pada tanggal 4 Oktober 1942, di Reykjavík, Islandia. Dia belajar di Sekolah Tinggi Komersial Islandia dan lulus pada 1960.

Pada 1962, Siguroardottir menjadi pramugari Loftleiðir Icelandic airlines hingga 1971. Kehidupan politiknya dimulai saat bekerja sebagai pramugari melalui serikat pekerja. Dia adalah seorang anggota serikat yang sangat aktif, "dua kali menjabat sebagai ketua dewan Asosiasi Awak Kabin Islandia (1966, 1969)."

Meskipun telah bekerja secara intensif untuk berbagai serikat maskapai penerbangan, karier politik profesional Sigurdardottir dikatakan telah dimulai pada 1978, ketika dia terpilih menjadi anggota Althingi (Parlemen Islandia) yang mewakili daerah pemilihan Reykjavík. Selama di Althingi, Sigurdardottir menjadi Wakil Ketua (1979, 1983-1984 dan 2003-2007), dan dia telah bertugas di banyak komite mulai dari Urusan Luar Negeri dan Urusan Konstitusi hingga Urusan Ekonomi/Perdagangan dan Sosial. Dia juga dua kali menjadi Menteri Urusan Sosial, dari 1987 hingga 1994, dan juga dari 2007 hingga 2009.

Sigurdardottir merupakan anggota Parlemen terlama di Islandia dan telah terdaftar di antara 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Pada 2017, dia merilis biografi berjudul Minn tími ("Waktu Saya").

7. PM Serbia Ana Brnabic



Foto/Reuters

Pada Februari 2019, pasangan LGBT PM Serbia Ana Brnabic, yakni Milica Djurdjic telah melahirkan melalui inseminasi buatan. Bayi itu laki-laki dan diberi nama Igor.

Brnabic menjadi perempuan pertama Serbia dan perdana menteri gay pertama di negara tersebut pada Juni 2017. Penunjukannya dipandang sebagai langkah mengejutkan bagi negara Balkan di mana pernikahan sesama jenis tidak diakui.

"Ana Brnabic adalah salah satu perdana menteri pertama yang pasangannya melahirkan saat menjabat... dan yang pertama di dunia dalam pasangan sesama jenis," demikian keterangan kantor PM.

Djurdjic, yang berprofesi sebagai dokter, hamil melalui inseminasi buatan. Dia dan Brnabic bertemu di sebuah bar gay di ibukota, Beograd.

Padahal, konstitusi negara secara eksplisit mendefinisikan pernikahan antara pria dan wanita, dan kemitraan sipil gay tidak diakui secara resmi. Pasangan sesama jenis juga dilarang mengadopsi anak, meskipun orang lajang dapat mengadopsi terlepas dari orientasi seksual mereka.

Serbia memiliki beberapa undang-undang untuk mengatasi diskriminasi, ketidaksetaraan, dan ujaran kebencian, tetapi para aktivis berpendapat bahwa tidak cukup banyak yang dilakukan untuk memperluas hak-hak ini atau menegakkannya.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More