Belgia Benarkan Rusia Bayar Taliban untuk Bunuh Tentara AS
Sabtu, 18 Juli 2020 - 18:47 WIB
BRUSSELS - Salah satu anggota NATO , Belgia , mengklaim bahwa intelijennya mengetahui kolusi antara Rusia dan Taliban . Belgia adalah bagian dari pasukan aliansi di Afghanistan yang menarik pasukannya pada bulan Mei karena pandemi Covid-19 .
Menteri Pertahanan Belgia Philippe Goffin mengklaim bahwa dinas intelijen militer negara itu, SGRS, mengetahui tentang dugaan kerja sama antara Rusia dan Taliban.
"SGRS sadar akan dukungan umum Rusia untuk Taliban di Afghanistan dan mengkonfirmasi kemungkinan campur tangan Rusia," ujar Goffin, yang juga Menteri Luar Negeri Belgia, kepada parlemen awal pekan ini, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (18/7/2020).
Goffin menunjuk satu insiden yang ditegaskannya dapat dikaitkan dengan program pemberian hadiah, terutama serangan bom mobil terhadap konvoi Amerika pada awal April 2019 yang menewaskan tiga tentara AS.
Terkait klaim ini, SGRS belum memberikan komentarnya.
Setidaknya 92 prajurit Belgia mengambil bagian dalam misi dukungan NATO di Afghanistan awal tahun ini, yang kemudian diikuti oleh pasukan yang ditarik oleh Brussels karena pandemi virus Corona .
Misi dukungan ini adalah misi lanjutan dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang selesai pada 28 Desember 2014. Sekitar 500 personil Belgia ambil bagian dalam ISAF, diluncurkan pada 2001 dan bergabung dengan Belgia pada 2008.
Klaim kerja sama ini muncul di tengah desakan agar AS menarik pasukannya dari Afghanistan setelah pembicaraan damai dengan Taliban. Pada bulan Februari, kedua belah pihak menandatangani kesepakatan damai yang mengakhiri putaran pembicaraan yang bertujuan untuk meluncurkan proses rekonsiliasi di Afghanistan setelah hampir dua dekade konflik bersenjata dan pemberontakan.
Dalam salah satu perkembangan terakhir, Perwakilan Khusus untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan bahwa pembicaraan intra-Afghanistan lebih dekat daripada sebelumnya setelah Kabul dan Taliban melakukan pertukaran tahanan yang signifikan.
Rusia, yang menarik tentaranya dari Afghanistan pada 1989 setelah 10 tahun, telah berulang kali mengisyaratkan dukungan bagi pembicaraan damai AS-Taliban.
Adapun terkait tuduhan kolusi itu, Moskow membantahnya, sama seperti Pentagon. NSA dan Pentagon mengutip kurangnya bukti untuk mendukung klaim tersebut.
Duta Besar Moskow untuk Washington Anatoly Antonov menekankan bahwa tuduhan itu bertujuan mengganggu dialog normal, saling menghormati antara Rusia dan Amerika Serikat. (Baca: Rusia: Laporan New York Times Timbulkan Ancaman Langsung pada Diplomat Kami )
Taliban juga membantah klaim itu, mencatat bahwa tindakannya tidak terkait dengan badan intelijen asing atau pemerintah, dan menjuluki tuduhan itu sebagai upaya untuk menghalangi penarikan pasukan AS dari Afghanistan. (Baca: Taliban Bantah Ditawari Hadiah oleh Rusia untuk Bunuh Tentara AS )
Pada Juni, The New York Times mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Presiden Donald Trump telah disajikan dengan laporan intelijen yang mengklaim bahwa Rusia dapat membayar hadiah kepada militan yang terkait dengan Taliban untuk membunuh pasukan AS dan koalisi di Afghanistan. (Baca: NYT: Intel AS Sebut Rusia Perintahkan Pembunuhan Tentara Amerika di Afghanistan )
Trump membantah klaim itu, menggambarkan kisah pemberian hadiah oleh Rusia hanyalah kisah lain yang dibuat oleh Berita Palsu yang diceritakan hanya untuk merusak dirinya dan Partai Republik.
Menteri Pertahanan Belgia Philippe Goffin mengklaim bahwa dinas intelijen militer negara itu, SGRS, mengetahui tentang dugaan kerja sama antara Rusia dan Taliban.
"SGRS sadar akan dukungan umum Rusia untuk Taliban di Afghanistan dan mengkonfirmasi kemungkinan campur tangan Rusia," ujar Goffin, yang juga Menteri Luar Negeri Belgia, kepada parlemen awal pekan ini, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (18/7/2020).
Goffin menunjuk satu insiden yang ditegaskannya dapat dikaitkan dengan program pemberian hadiah, terutama serangan bom mobil terhadap konvoi Amerika pada awal April 2019 yang menewaskan tiga tentara AS.
Terkait klaim ini, SGRS belum memberikan komentarnya.
Setidaknya 92 prajurit Belgia mengambil bagian dalam misi dukungan NATO di Afghanistan awal tahun ini, yang kemudian diikuti oleh pasukan yang ditarik oleh Brussels karena pandemi virus Corona .
Misi dukungan ini adalah misi lanjutan dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang selesai pada 28 Desember 2014. Sekitar 500 personil Belgia ambil bagian dalam ISAF, diluncurkan pada 2001 dan bergabung dengan Belgia pada 2008.
Klaim kerja sama ini muncul di tengah desakan agar AS menarik pasukannya dari Afghanistan setelah pembicaraan damai dengan Taliban. Pada bulan Februari, kedua belah pihak menandatangani kesepakatan damai yang mengakhiri putaran pembicaraan yang bertujuan untuk meluncurkan proses rekonsiliasi di Afghanistan setelah hampir dua dekade konflik bersenjata dan pemberontakan.
Dalam salah satu perkembangan terakhir, Perwakilan Khusus untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan bahwa pembicaraan intra-Afghanistan lebih dekat daripada sebelumnya setelah Kabul dan Taliban melakukan pertukaran tahanan yang signifikan.
Rusia, yang menarik tentaranya dari Afghanistan pada 1989 setelah 10 tahun, telah berulang kali mengisyaratkan dukungan bagi pembicaraan damai AS-Taliban.
Adapun terkait tuduhan kolusi itu, Moskow membantahnya, sama seperti Pentagon. NSA dan Pentagon mengutip kurangnya bukti untuk mendukung klaim tersebut.
Duta Besar Moskow untuk Washington Anatoly Antonov menekankan bahwa tuduhan itu bertujuan mengganggu dialog normal, saling menghormati antara Rusia dan Amerika Serikat. (Baca: Rusia: Laporan New York Times Timbulkan Ancaman Langsung pada Diplomat Kami )
Taliban juga membantah klaim itu, mencatat bahwa tindakannya tidak terkait dengan badan intelijen asing atau pemerintah, dan menjuluki tuduhan itu sebagai upaya untuk menghalangi penarikan pasukan AS dari Afghanistan. (Baca: Taliban Bantah Ditawari Hadiah oleh Rusia untuk Bunuh Tentara AS )
Pada Juni, The New York Times mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Presiden Donald Trump telah disajikan dengan laporan intelijen yang mengklaim bahwa Rusia dapat membayar hadiah kepada militan yang terkait dengan Taliban untuk membunuh pasukan AS dan koalisi di Afghanistan. (Baca: NYT: Intel AS Sebut Rusia Perintahkan Pembunuhan Tentara Amerika di Afghanistan )
Trump membantah klaim itu, menggambarkan kisah pemberian hadiah oleh Rusia hanyalah kisah lain yang dibuat oleh Berita Palsu yang diceritakan hanya untuk merusak dirinya dan Partai Republik.
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda