Rusia: Laporan New York Times Timbulkan Ancaman Langsung pada Diplomat Kami
loading...

Kedutaan Besar Rusia di AS menuturkan bahwa laporan yang dirilis oleh New York Times telah menyebabkan ancaman langsung terhadap para diplomat Rusia. Foto/Ist
A
A
A
WASHINGTON - Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat (AS) menuturkan bahwa laporan yang dirilis oleh New York Times telah menyebabkan ancaman langsung terhadap para diplomat Rusia. New York Times melaporkan, intelijen AS menyimpulkan bahwa militer Rusia menawarkan hadiah kepada militan yang terkait dengan Taliban di Afghanistan untuk membunuh tentara AS.
"Tuduhan tak berdasar dan anonim (yang diterbitkan oleh New York Times) terhadap Moskow sebagai dalang dibalik pembunuhan tentara AS di Afghanistan telah mengarah pada ancaman langsung terhadap staf Kedutaan Rusia di Washington DC dan London," kata Kedutaan Besar Rusia di AS.
( Baca juga: Biden: Jika Benar, Laporan NYT Soal Tentara Rusia Benar-benar Mengerikan )
Menurut Kedutaan Besar Rusia, seperti dilansir Tass pada Minggu (28/6/2020), laporan itu telah menciptakan kisah-kisah palsu tanpa adanya alasan nyata untuk menyalahkan Rusia.
"Selain itu, penulis artikel jelas tidak memiliki informasi tentang kerja sama antara Rusia dan AS pada proses perdamaian Afghanistan, pada Suriah, Korea Utara (Korut), Venezuela, agenda Iran," ungkapnya.
( Baca juga: Pimpinan DPR Bakal Hentikan Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila )
"Kami menuntut pihak berwenang AS yang relevan mengambil langkah-langkah efektif untuk memastikan pemenuhan kewajiban internasional mereka di bawah Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik 1961," tukasnya.
"Tuduhan tak berdasar dan anonim (yang diterbitkan oleh New York Times) terhadap Moskow sebagai dalang dibalik pembunuhan tentara AS di Afghanistan telah mengarah pada ancaman langsung terhadap staf Kedutaan Rusia di Washington DC dan London," kata Kedutaan Besar Rusia di AS.
( Baca juga: Biden: Jika Benar, Laporan NYT Soal Tentara Rusia Benar-benar Mengerikan )
Menurut Kedutaan Besar Rusia, seperti dilansir Tass pada Minggu (28/6/2020), laporan itu telah menciptakan kisah-kisah palsu tanpa adanya alasan nyata untuk menyalahkan Rusia.
"Selain itu, penulis artikel jelas tidak memiliki informasi tentang kerja sama antara Rusia dan AS pada proses perdamaian Afghanistan, pada Suriah, Korea Utara (Korut), Venezuela, agenda Iran," ungkapnya.
( Baca juga: Pimpinan DPR Bakal Hentikan Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila )
"Kami menuntut pihak berwenang AS yang relevan mengambil langkah-langkah efektif untuk memastikan pemenuhan kewajiban internasional mereka di bawah Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik 1961," tukasnya.
(esn)
Lihat Juga :