NYT: Intel AS Sebut Rusia Perintahkan Pembunuhan Tentara Amerika di Afghanistan

Sabtu, 27 Juni 2020 - 10:44 WIB
loading...
NYT: Intel AS Sebut...
Para tentara Amerika Serikat saat patroli di Provinsi Logar, Afghanistan, 7 Agustus 2018. Foto/REUTERS/Omar Sobhani/File Photo
A A A
WASHINGTON - Surat kabar New York Times (NYT) melansir laporan yang mengatakan intelejen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa militer Rusia menawarkan hadiah kepada militan yang terkait dengan Taliban di Afghanistan. Hadiah itu sebagai kompensasi untuk membunuh tentara Amerika dan koalisinya.

Surat kabar itu mengklaim laporannya mengutip para pejabat Amerika yang mengetahui laporan intelijen tersebut.

Menurut laporan itu, AS menentukan bulan lalu bahwa unit intelijen militer Rusia yang terkait dengan upaya pembunuhan di Eropa telah menawarkan hadiah untuk serangan yang berhasil pada tahun 2019 lalu.

Lebih lanjut, surat kabar itu mengatakan bahwa militan atau pun unsur-unsur kriminal bersenjata yang terkait erat dengan kelompok militan di Afghanistan diyakini telah mengumpulkan sejumlah uang hadiah.

Gedung Putih, CIA dan Kantor Direktur Intelijen Nasional menolak permintaan dari Reuters, Jumat (26/6/2020), untuk mengomentari laporan NYT. (Baca: RI dan 4 Negara Lain Sambut Baik Gencatan Senjata Afghanistan-Taliban )

Masih menurut laporan NYT, Presiden Donald Trump telah diberi pengarahan tentang temuan intelijen Amerika. Disebutkan bahwa Gedung Putih belum mengesahkan langkah-langkah apa pun terhadap Rusia sebagai tanggapan atas hadiah untuk kelompok militan di Afghanistan.

Data NYT menyebut 20 tentara Amerika tewas dalam pertempuran di Afganistan pada tahun 2019. Namun, tidak jelas kematian mana yang dicurigai sebagai perintah pembunuhan dari militer Moskow.

Setelah hampir 20 tahun memerangi kelompok Taliban, Amerika Serikat mencari cara untuk membebaskan diri dari pertempuran di Afghanistan. Washington berupaya mencapai perdamaian yang melibatkan pemerintah Afganistan yang didukung Washington dan kelompok militan Taliban yang mengendalikan beberapa wilayah di negara Asia tersebut.

Pada 29 Februari, Amerika Serikat dan Taliban mencapai kesepakatan yang menyerukan penarikan pasukan AS secara bertahap.

Sejauh ini pemerintah atau militer Rusia belum berkomentar atas laporan New York Times.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1659 seconds (0.1#10.140)