Taliban Pakistan bantah dalangi serangan bom di Boston

Selasa, 16 April 2013 - 15:29 WIB
Taliban Pakistan bantah dalangi serangan bom di Boston
Taliban Pakistan bantah dalangi serangan bom di Boston
A A A
Sindonews.com - Kelompok Taliban Pakistan yang mengklaim melakukan serangan Times Square pada 2010 silam, membantah bahwa mereka terkait dengan ledakan bom di Boston, Amerika Serikat (AS), yang menewaskan tiga orang.

"Dalam setiap penyerangan, kami memang menargetkan AS dan sekutunya. Tapi, kami tidak terlibat dalam serangan ini (bom Boston)," ungkap Ehsanullah Ehsan, Juru Bicara Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) kepada AFP.

"Kami tidak memiliki keterkaitan dengan aksi pemboman ini, tapi kami sebisa mungkin akan terus menargetkan mereka sebagai sasaran kami,"imbuh Ehsan.

Ehsan melanjutkan bantahanya, bahwa TTP tidak melatih ataupun merekrut Faisal Shahzad, seorang warga Pakistan-Amerika yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena melancarkan serangan bom mobil di Times Square New York pada 1 Mei 2010 silam.

Ehsan mengatakan, dalam sebuah video yang diunduh ke internet, Shahzad mengaku telah menerima pelatihan pembuatan bom selama 40 hari dari kelompok Taliban Pakistan.

Dalam video tersebut, Shahzad terlihat merangkul Hakimullah Mehsud, komandan TTP yang telah bersumpah untuk menyerang kota-kota besar di Amerika Serikat.

Hingga kini, FBI dan polisi AS masih melakukan penyelidikan dan invetigasi pada para saksi mata di lokasi kejadian. Komisaris Polisi Boston, Edward Davis dalam sebuah konferensi pers mengatakan, sejauh ini pihak keamanan belum menangkap tersangka dan masih terus menanyai banyak orang dilokasi kejadian.

Seperti diketahui, warga AS di Boston dibuat panik dengan dua ledakan beruntun terjadi di tengah kerumunan puluhan ribu massa yang tengah menyaksikan Boston marathon, Senin (15/4/2013) pukul 14.50 sore waktu setempat.

Ledakan tersebut menewaskan tiga orang dan melukai 144 orang. Pihak rumah sakit mengatakan, mereka telah menerima 144 orang korban luka-luka, yang mana 17 di antaranya kini berada dalam kondisi kritis
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0093 seconds (0.1#10.140)